Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Agoeng Prasodjo mendukung pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan Sentra Wisata Kuliner (SWK) di berbagai wilayah Surabaya, Jawa Timur.
"Kalau adik-adik mahasiswa ini diterjunkan KKN di Surabaya, ditempatkan di titik-titik SWK di Surabaya yang berjumlah sekitar 52 tersebut sangat baik, karena setahu saya SWK ini istilahnya hidup segan mati tak mau," katanya saat dikonfirmasi di Kota Surabaya, Kamis.
Ia mengemukakan, dengan adanya KKN tersebut diharapkan para mahasiswa ini datang ke SWK dan memberikan timbal balik kepada Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
"Seperti jurusan manajemen bisa mengatur bagaimana manajemen SWK yang baik, kemudian yang teknik bagaimana mereka bisa memberikan atau merombak dengan menggambarkan layout yang baik," kata dia.
Ia mengatakan, dengan disiplin ilmu itu nantinya Pemkot Kota Surabaya diharapkan bisa turut mengembangkan dan tidak terhenti begitu saja. Namun, hasil KKN ini diimplementasikan di wilayah SWK.
"Jadi memang SWK ini kan butuh perhatian lebih," katanya.
Ia mengaku memberikan perhatian lebih dan prihatin kepada para pedagang yang betul-betul berusaha di lokasi tersebut. Sesungguhnya, sesuai dengan peraturan daerah setempat disebutkan bahwa jarak sejauh 500 meter dari SWK, tidak boleh ada usaha lain.
"Tapi ternyata ada usaha lain dan itu tidak boleh. Aturan perda ini harus ditegakkan," katanya.
Kemudian, lanjut dia, sentra kuliner tersebut seharusnya bisa mendapatkan anggaran yang lebih agar pengelolaan bisa berjalan maksimal.
"Kasihan mereka yang jualan tersebut. Seperti saya tadi saya bilang tadi hidup segan berarti tak mau. Nah, ini harus ada terobosan," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut baik pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Bela Negara dan Sustainable Development Goals (SDGs) 2025 yang digagas Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT).
Sebanyak 4.226 mahasiswa akan diterjunkan ke 139 kelurahan di 28 kecamatan di Kota Surabaya selama satu bulan, mulai 1 hingga 31 Juli 2025.
KKN tidak hanya menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga wadah aktualisasi diri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan pembangunan berkelanjutan.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati, mengatakan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam KKN dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif, termasuk di SWK yang tersebar di berbagai wilayah Surabaya.
“SWK di Surabaya ada sekitar 52. Jika mahasiswa memiliki ide yang inovatif dan realistis, itu bisa dikembangkan menjadi percontohan. Pendampingan di lapangan sangat penting, seperti melakukan analisis terhadap pedagang, ragam produk, serta kebutuhan pengembangan,” kata Febri.
