Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Uni Eropa "tidak berhasil" merampas aset Rusia yang dibekukan dan menyebut upaya itu sebagai "perampokan."
Ia mengatakan upaya tersebut tersendat karena konsekuensi berat yang akan dihadapi Uni Eropa dan istilah "pencurian" tidak tepat untuk menggambarkan apa yang ingin mereka lakukan.
"Pencurian itu mengambil diam-diam, sedangkan mereka berusaha melakukannya secara terbuka. Itu perampokan," kata Putin pada Jumat (19/12), mengomentari isu perampasan aset Rusia yang dibekukan di Uni Eropa dalam konferensi pers tahunan di Moskow.
Dia memperingatkan bahwa tindakan tersebut sarat dengan "konsekuensi berat bagi para perampok."
"Ini bukan hanya pukulan terhadap citra, tetapi juga merusak kepercayaan global," katanya.
Ia mengatakan, cukup dengan mengambil langkah pertama, Uni Eropa bisa menerapkan tindakan itu ke negara-negara lain dengan berbagai alasan.
Sebagai contoh, Putin menyinggung kerangka hukum di sejumlah negara Muslim yang memberlakukan undang-undang ketat untuk melindungi nilai-nilai tradisional dan Uni Eropa mungkin bermasalah dengan hal itu.
"Anda hanya perlu mulai melakukannya, dan kemudian bisa dilakukan dengan berbagai dalih. Misalnya, seseorang mungkin tidak menyukai undang-undang di beberapa negara Muslim, yang memiliki aturan ketat untuk melindungi nilai-nilai tradisional mereka," katanya.
Putin menegaskan bahwa Rusia akan terus membela kepentingannya lewat jalur hukum dan akan mencari yurisdiksi yang independen.
Pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan negaranya akan mengambil "tindakan pembalasan yang sangat keras" jika Uni Eropa melanjutkan rencana untuk memindahkan aset Rusia yang dibekukan ke Ukraina.
Pernyataannya itu muncul setelah Perdana Menteri Belgia Bart De Wever menyerukan jaminan hukum secara penuh dari Uni Eropa sebelum mengambil alih aset Rusia.
Sumber: Anadolu
