Washington (ANTARA) - Departemen Perang Amerika Serikat (AS) atau Pentagon akan memberlakukan pembatasan pada korporasi yang berbisnis dengan perusahaan yang terdaftar dalam daftar 1260H, yang mengidentifikasi entitas yang diduga mendukung Tentara Pembebasan Rakyat atau Partai Komunis China.
"Kantor kami menerbitkan daftar 1260H tahunan perusahaan militer China yang beroperasi di AS, guna memberikan transparansi penting dalam masalah ini," kata Michael Cadenazzi, Asisten Menteri Perang AS untuk Kebijakan Basis Industri di Pentagon pada Rabu (17/12).
"Segera, kami akan berupaya menegakkan wewenang Pasal 805 yang melarang pemerintah untuk memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perusahaan-perusahaan dalam daftar 1260H," tambahnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Atlantic Council.
Menurut Cadenazzi, saat ini terdapat sekitar 200 perusahaan yang masuk dalam daftar 1260H. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah seiring AS memperoleh lebih banyak informasi dari negara sekutu dan Kongres.
Pembaruan terbaru daftar 1260H dipublikasikan pada Januari dan mencantumkan lebih dari 130 entitas yang diduga bekerja sama dengan militer China. Entitas tersebut mencakup maskapai penerbangan, perusahaan konstruksi, perusahaan pelayaran, produsen perangkat keras komputer, hingga penyedia layanan komunikasi.
Pemerintah federal AS dilarang melakukan bisnis dengan perusahaan yang tercantum dalam daftar 1260H, dan Pasal 805 melarang kontrak pemerintah dengan perusahaan yang melakukan bisnis dengan perusahaan yang terdaftar tersebut.
Menurut Cadenazzi, pemerintah AS berencana untuk mulai menegakkan dan menghubungi perusahaan-perusahaan di bawah wewenang Pasal 805 pada tahun 2026.
Sebelumnya pada akhir November, Bloomberg melaporkan bahwa Pentagon berupaya menambahkan Alibaba Group Holding Ltd., Baidu Inc., dan BYD Co. ke dalam daftar pemasok militer China.
Sumber: RIA Novosti/Sputnik-OANA
