Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tanggung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur masih dihentikan setelah insiden keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami puluhan pelajar SMP Negeri 1 Boyolangu, beberapa waktu lalu.
Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Tulungagung Sebrina Mahardika di Tulungagung, Minggu, mengatakan insiden yang menyebabkan 61 pelajar keracunan itu masih diinvestigasi dan menjadi bahan evaluasi.
Karenanya, kata dia, SPPG Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat sebagai penyuplai MBG di sekolah tersebut dihentikan sementara operasionalnya.
"SPPG Desa Tanggung belum bisa beroperasi kembali, karena masih ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi," kata Sebrina.
Ia menjelaskan salah satu persyaratan utama yang belum dipenuhi adalah kepemilikan sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS).
Selain itu, pengelola SPPG juga diminta melakukan perbaikan sarana pendukung, termasuk penambahan lapisan epoksi pada lantai dapur untuk memenuhi standar kebersihan dan higienitas.
Sebrina menambahkan setelah insiden keracunan, telah dilakukan uji laboratorium terhadap makanan MBG yang disajikan.
Namun, hasil pemeriksaan tersebut menjadi kewenangan Dinas Kesehatan, sehingga BGN tidak dapat menyampaikan detailnya.
"Kami mendorong pengelola SPPG Desa Tanggung segera menyelesaikan seluruh persyaratan agar bisa kembali beroperasi dan melayani masyarakat," ujarnya.
Terkait kepemilikan SLHS, Sebrina menyebut dari 67 SPPG yang beroperasi di Kabupaten Tulungagung, baru tiga SPPG yang mengantongi sertifikat tersebut, masing-masing SPPG Sambirobyong, SPPG Bago, dan SPPG Kedungcangkring.
"Idealnya seluruh SPPG yang beroperasi sudah memiliki SLHS. Saat ini sebagian besar SPPG masih dalam proses pengajuan," katanya.
Ia berharap proses penerbitan SLHS dapat segera rampung, sehingga seluruh SPPG di Tulungagung dapat beroperasi sesuai standar keamanan dan kesehatan pangan yang ditetapkan.
