Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis target perolehan dana bagi hasil (DBH) migas 2019 yang sudah ditetapkan Rp2,3 triliun di dalam APBD 2019 bisa terealisasi.
"Pemkab optimistis target DBH migas Rp1,3 triliun bisa terealisasi, bahkan kemungkinan besar perolehannya bisa lebih besar lagi," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo, di Bojonegoro, Rabu.
Perhitungan itu, lanjut dia, mengacu informasi yang baru diterima bahwa prognosa minyak secara nasional sudah mencapai 109 persen.
Sebab produksi minyak di daerahnya yang sekarang ini mencapai lebih 210 ribu barel per hari, perhitungannya 30 persen dari produksi minyak secara nasional.
Dengan begitu, menurut dia, pembayaran DBH migas triwulan IV 2018 di daerahnya yang besarnya sekitar Rp300 miliar belum diterima pada 2018, untuk pembayarannya akan lancar pada triwulan I pada 2019.
"Pemkab akan menerima perolehan DBH migas triwulan IV 2018, pada triwulan I 2019. Termasuk juga perolehan DBH migas triwulan I 2019," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan perolehan DBH migas daerahnya untuk 2019, bisa mencapai Rp1,6 triliun karena adanya tambahan perolehan DBH migas triwulan IV 2018 sebesar Rp300 miliar.
Melihat gambaran yang ada, kata dia, alokasi perolehan DBH migas yang masuk di dalam APBD 2019 tidak akan terganggu.
"Saya kira alokasi berbagai pembangunan dengan memanfaatkan DBH migas di dalam APBD 2019 tidak akan ada masalah," ujarnya.
Menurut dia, perhitungan target perolehan DBH migas 2019 sebesar Rp1,3 triliun itu lebih besar dibandingkan perolehan DBH migas pada 2018 yang hanya sebesar Rp938 miliar.
Ditanya perkembangan produksi minyak di daerahnya, lanjut dia, dari lapangan minyak Blok Cepu dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tetap stabil.
Tidak hanya itu produksi minyak lapangan sumur minyak Sukowati dengan operator PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), terhitung 20 Mei 2018 juga produksinya cenderung meningkat.
"Harga minyak berdasarkan asumsi APBD juga tinggi di atas 70 dolar Amerika Serikat per barel, sehingga ikut menunjang peningkatan perolehan DBH migas bagi daerah penghasil," kata dia menegaskan. (*)