Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis perolehan dana bagi hasil (DBH) migas triwulan I tetap sekitar Rp400 miliar sama dengan perhitungan sebelumnya, karena produksi minyak di daerah setempat tidak mengalami penurunan.
"Perkiraan perolehan DBH migas triwulan I tetap sekitar Rp400 miliar tidak mengalami perubahan berdasarkan produksi minyak juga harga minyak dunia," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo, di Bojonegoro, Kamis.
Namun, menurut dia, kepastian perolehan DBH migas triwulan I daerahnya itu masih harus menunggu perhitungan "lifting" atau produksi minyak terjual bersama Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, juga berbagai pihak terkait lainnya di Bandung, pada 21-23 Februari.
"Saya kira dalam lifting nanti perolehan DBH migas triwulan I tidak mengalami perubahan berdasarkan dari perhitungan awal," ujarnya.
Hal itu, lanjut dia, mengacu produksi minyak untuk lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) tetap stabil rata-rata 210 ribu barel/hari.
Begitu pula, produksi minyak lapangan Sukowati yang sekarang dikelola PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), terhitung 20 Mei 2018 juga stabil, bahkan cenderung meningkat dengan produksi rata-rata 20 ribu barel per hari.
"Stabilnya produksi minyak di Bojonegoro memberikan konstribusi produksi minyak secara nasional menjadi sekitar 30 persen, yang sebelumnya hanya sekitar 20 persen, karena adanya penurunan produksi beberapa lapangan minyak di Tanah Air," kata dia menjelaskan.
Ia memperkirakan perolehan DBH migas daerahnya untuk 2019, bisa mencapai Rp1,6 triliun karena adanya tambahan perolehan DBH migas triwulan IV 2018 sebesar Rp300 miliar yang belum diterima. Perolehan DBH Migas daerahnya itu lebih besar dibandingkan perolehan DBH migas pada 2018 yang hanya sebesar Rp938 miliar.
Menjawab pertanyaan, ia menegaskan melihat gambaran yang ada, alokasi perolehan DBH migas yang masuk di dalam APBD 2019 tidak akan terganggu.
"Saya kira alokasi berbagai pembangunan dengan memanfaatkan DBH migas di dalam APBD 2019 aman tidak akan ada masalah," ucapnya. (*)