Jakarta (ANTARA) -
Dalam acara ini, dihadiri langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall.
Di kawasan Banyu Urip Plant ini, total terdapat tujuh tajak sumur minyak, yang terdiri dari lima sumur Infill Carbonate dan dua sumur Infill Clastic.
"Selamat, sumur pertama ini (Infill Clastic) sudah bisa menghasilkan 13.300 barel. Dan kita harapkan nanti sumur-sumur yang lainnya juga bisa memberikan kontribusi yang signifikan," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Baca juga: Presiden Jokowi bersama Chairman Exxon bahas investasi energi 15 miliar dolar AS
Ia menyebut, Kementerian ESDM akan terus memberikan dukungan dan melakukan monitoring untuk mencapai target produksi nasional yang sebanyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030 mendatang.
"Kita akan selalu memonitor dan memberikan dukungan, agar semua yang kita tuju untuk capaian 1 juta barel per hari di tahun 2030 ini bisa dicapai. Khusus untuk wilayah Cepu ini, selain minyak juga kita masih memiliki potensi-potensi gas," ujar Arifin.
Dalam kesempatan sama, Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menyampaikan bahwa keberhasilan peresmian minyak perdana Banyu Urip Infill Classic (BUIC) ini merupakan hasil kerja sama berbagai stakeholder.
Ia mengungkapkan bahwa teknologi pengeboran di sumur ini menggunakan peralatan dan rig yang seluruhnya buatan lokal yaitu PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) anak usaha PT Pertamina (Persero).
"Komitmen penggunaan konten lokal dalam industri hulu migas merupakan hal yang sangat kita hargai. Proyek ini juga melibatkan kontraktor lokal dan karyawan pekerja lokal yang menambah nilai ekonomi bagi masyarakat dan operasi kami. Kami sangat bangga dapat berkontribusi dalam memperkuat ketahanan energi," ujar Carole.