Sumenep (Antara Jatim) - Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyatakan rasio kelistrikan di daerah tersebut sebesar 52,48 persen.
"Salah satu penyebab rendahnya rasio kelistrikan adalah kondisi geografis, yakni Sumenep memiliki banyak pulau dan itu memperlambat percepatan jangkauan pelayanan PLN," ujar Kepala Kantor ESDM Sumenep, Abd Kahir di Sumenep, Rabu.
Sesuai data di Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 terdapat 322.393 rumah tangga di Sumenep yang tersebar di 27 kecamatan.
Sumenep memiliki 126 pulau dan 48 di antaranya merupakan pulau yang berpenghuni.
"Rasio kelistrikan di Sumenep sebesar 52,48 persen itu mencakup rumah tangga yang menikmati aliran listrik dari PLN atau pelanggan PLN dan non-PLN seperti pemanfaat program panel tenaga surya terpusat dan pembangkit listrik tenaga disel," kata Kahir, menerangkan.
Ia menjelaskan, beberapa tahun lalu, pemerintah daerah memprogramkan penyediaan pembangkit tenaga listrik tenaga surya (PLTS) terpusat di beberapa pulau kecil berpenghuni yang sumber dananya dari APBD dan APBN.
Jumlah pemanfaat aliran listrik dari PLTS terpusat, di antaranya di Pulau Manuk di Kecamatan Nonggunong, sekitar 70 rumah tangga, dan pemanfaatan utamanya untuk penerangan rumah.
"Fungsi utama PLTS terpusat itu untuk menyalakan lampu di masing-masing rumah tangga pemanfaat. Sementara untuk peralatan elektronika lainnya, seperti kulkas, bukan prioritas pemanfaatan aliran listriknya," ujarnya.
Selain itu, Pemkab Sumenep memprogramkan pengadaan atau penyediaan aliran listrik dari mesin pembangkit listrik tenaga disel, di antaranya di Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting.
Namun, realisasinya tidak bisa dilaksanakan secara sekaligus dalam satu tahun anggaran alias harus bertahap, karena membutuhkan dana yang cukup besar.
"Kami di pemerintah daerah juga terus bersinergi dengan manajemen PLN untuk meningkatkan rasio kelistrikan di Sumenep," ucap Kahir. (*)