Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur, siap menerima pemulangan puluhan mantan anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) asal Kabupaten Madiun setelah dipulangkan dari Kalimantan Barat.
"Kami bersama jajaran terkait sudah melakukan persiapan untuk menerima kedatangan para mantan anggota Gafatar tersebut. Berbagai persiapan telah dilakukan," ujar Kepala Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun Agus Budi Wahyono kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, sesuai data sementara yang diterima, mantan anggota Gafatar asal Kabupaten Madiun berjumlah sekitar 25 orang. Yang terdiri dari 24 orang berasal dari Kabupaten Madiun dan seorang dari Kota Madiun.
Nantinya, setelah mereka tiba, pihak bersangkutan akan diberi pengarahan baik oleh petugas MUI, Kemenag, Pemkab, dan TNI/Polri. Sedangkan bagi mereka yang tidak punya tempat tinggal juga akan disediakan tempat penampungan sementara.
"Pembinaan yang diberikan meliputi bidang ekonomi, mental, dan aqidah sesuai Agama Isla yang sebenarnya. Untuk tempat alternatif akan ditampung di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun," kata dia.
Selain dilakukan pembinaan, pihaknya mengimbau agar keluarga serta masyarakat daerah asal mantan anggota Gafatar, juga siap menyambut dengan positif kedatangan mereka. Hal itu bertujuan memberikan dukungan agar tidak kembali lagi menganut paham radikal yang salah.
"Kami minta, warga jangan sampai menganggap mereka sebagai orang yang patut dibuang, tapi anggaplah sebagai orang yang usai bepergian jauh dan justru harus dibimbing agar insyaf," katanya.
Sementara itu, mantan Ketua Gafatar daerah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Sukiman, mengatakan, jumlah pengurus dan anggota Gafatar asal Madiun secara keseluruhan mencapai sekitar 50 orang, termasuk istri dan anaknya. Sukiman mengaku telah insyaf dan ingin agar istrinya juga melakukan hal sama seperti yang ia lakukan.
"Kami sangat bersyukur, sebab istri dan anak-anak saya akhirnya bersedia dipulangkan. Saya dengan lapang dada akan menerima kepulangannya dan berharap mereka akan insyaf," kata Sukiman.
Ia mengaku, dulu ikut Gafatar karena pengaruh istrinya hingga akhirnya memiliki jabatan. Namun, setahun terakhir ia sadar jika ajaran yang dianutnya salah dan telah insyaf. Malangnya, sang istri hingga kini belum sadar dan malah pergi ke Kalimantan tanpa pamit.
Pihaknya meminta kepada pemda dan polisi setempat untuk membantu proses pemulangan dan memberikan perlindungan kepada istri dan anaknya. Ia berharap, semua anggota Gafatar asal Madiun untuk insyaf dan kembali hidup normal berdampingan dengan masyarakat sesuai ajaran Islam yang benar. (*)