Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bersama dengan PT Pertamina menyerahkan dua unit Robot Medical Assistant ITS – Unair (RAISA) ke kepada Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya - Ahmad Yani di Gedung Pusat Robotika ITS, Kamis.
Rektor ITS Prof Dr Mochamad Ashari MEng mengatakan ini merupakan kali ketiga robot RAISA dipesan oleh Pertamina Grup melalui PT ITS Tekno Sains.
"RAISA kali ini diserahkan untuk membantu tenaga kesehatan di RSI Surabaya - Ahmad Yani," ujarnya.
Menurut guru besar Teknik Elektro ITS ini, ada dua jenis robot Raisa yang diserahkan kepada RSI Surabaya yakni RAISA versi ruang HCU dan versi ruang ICU.
"Meski berbeda, keduanya memiliki prinsip kegunaan yang sama yakni dilengkapi multimedia untuk komunikasi dengan pasien," tutur rektor yang kerap disapa Ashari ini.
Selain itu, lanjut Ashari, untuk HCU yang ditujukan bagi pasien yang masih sadar, RAISA akan membawa berbagai perlengkapan yang diperlukan pasien seperti obat-obatan, makanan, hingga baju.
Namun terdapat fitur tambahan sesuai permintaan seperti fitur untuk mengukur suhu tubuh hingga mengukur kadar oksigen pada pasien.
"Robot RAISA juga bisa membuka pintu secara otomatis apabila pintu rumah sakit telah ditambahkan alat pelengkap," ujarnya.
Sejauh ini, menurut Ashari, ITS telah memproduksi sebanyak 12 robot RAISA dan hingga saat ini telah digunakan tersebar di enam rumah sakit. Di antaranya RS Unair, RSUD dr Soetomo, RS Husada Utama Surabaya, RSUD Saiful Anwar Malang, RS Darurat Wisma Atlet Jakarta, dan yang terbaru adalah RSI Surabaya.
"Kami akan selalu siap produksi dengan kapasitas 20 robot per bulan," kata Ashari.
Menilik respon dari berbagai RS yang menyatakan sangat terbantu dengan kehadiran RAISA, Ashari meminta untuk diberikan timbal balik berupa kritik dan saran yang membangun untuk kinerja robot RAISA ke depan. Hal tersebut dimaksudkan agar RAISA bisa selalu berkembang sesuai dengan keadaan yang diperlukan.
Direktur RSI Surabaya A Yani, dr H Samsul Arifin MARS menyatakan kebahagiaannya bahwa RSI dapat berkolaborasi dengan teknologi.
Kehadiran RAISA sudah sangat dinanti dan akan membawa dampak besar bagi RSI karena dapat mengurangi frekuensi kontak tenaga kesehatan dengan pasien COVID-19.
Hingga saat ini tercatat sekitar 750 pasien COVID-19 yang telah dirawat di RSI. Yang sembuh 500, meninggal sekitar 160-an pasien, dan sisa pasien yang masih dirawat di ruang isolasi adalah 65 sampai 70 pasien.
Samsul Arifin menyampaikan pula bahwa terdapat sebanyak 60 tenaga kesehatan yang tertular COVID-19 saat bertugas.
"Kami yakin RAISA dapat memaksimalkan kinerja kami dalam menangani pasien COVID-19," ujarnya. (*)