Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
berkolaborasi dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya meluncurkan robot pelayan pasien COVID-19 yang diberi nama Robot Medical Assistant ITS-Unair (RAISA).
"Robot ini diciptakan untuk meminimalisir kontak antara tenaga medis dengan pasien COVID-19 serta mengurangi pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang persediaannya semakin menipis," kata Rektor ITS Prof Mochamad Ashari di sela peluncuran RAISA di kampus setempat, Selasa.
Ashari mengungkapkan, proyek tersebut dilakukan bersama dengan Unair dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta dirancang oleh orang-orang yang andal seperti tim robot ITS yang sudah memenangkan berbagai lomba di mancanegara.
"Dengan menggandeng orang-orang medis dari RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga) semakin melengkapi fitur pada robot yang akan dibutuhkan pasien nantinya," ujar guru besar Teknik Elektro ITS ini.
Direktur Utama RSUA Prof Nasronudin mengapresiasi hasil kerja sama yang dilakukan. Ia mengungkapkan, banyak tenaga medis di Unair membutuhkan pengaplikasian teknologi dari ITS.
"Robot ini mampu memberikan pelayanan kepada pasien yang sedang diisolasi seperti mengantar makanan, pakaian, maupun obat-obatan," tuturnya.
Nasron menambahkan, walaupun dengan adanya robot ini, pasien juga tetap memerlukan perawat, setidaknya intensitas interaksinya saja yang berkurang.
"Perlunya sentuhan hati dan interaksi langsung dibutuhkan juga sesekali untuk mendukung psikologi dari pasien Covid sendiri," katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof Mohammad Nuh memaparkan, ada banyak hal penting yang ada pada RAISA ini. Contohnya, nilai kemanusiaan, karena perawat atau tenaga medis yang biasanya harus berinteraksi dengan pasien sudah bisa digantikan dengan robot.
Mantan Mendikbud ini menambahkan, nilai ekonomi juga bisa didapatkan, karena jika memesan robot dari luar negeri biayanya hanya akan menguntungkan mereka (produsen luar negeri) saja.
"Tak lupa nilai kebersamaan, bersama Pemprov (Jatim), ITS dan Unair bersama mengurangi penyebaran COVID-19," ujar Nuh.
Dalam demo robot yang perkiraan menghabiskan biaya Rp100 juta per unit ini, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengaku sangat puas.
"RAISA ini menarik, selain penampilan interface-nya yang cute, juga bisa menghubungkan pasien dengan perawat yang ada di luar melalui layar," tutut Emil.
Emil berharap agar robot RAISA ini dipercepat produksinya, apabila sudah dioperasikan dengan baik di RSUA, diharapkan bisa segera dioperasikan secara massal.
"Karena kami (Pemprov Jatim) sudah menyiapkan dana dari APBD yang khusus untuk mengembangkan riset dan teknologi," katanya. (*)