Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Lilik Hendarwati mengimbau PT Panca Wira Usaha (PWU) untuk lebih transparan dalam pengelolaan keuangan Jatim Expo karena setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD)nya dinilai rendah.
"Jatim Expo pada Desember lalu hanya menyetorkan PAD sebesar Rp100 juta dalam setahun. Saya minta angka ini dinaikkan," ujar Lilik yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim saat dihubungi di Surabaya, Sabtu.
Menurut Lilik, PAD dari gedung pertemuan tersebut tidak sebanding dengan potensi bisnis yang ada sehingga pihaknya ingin mengetahui secara pasti terkait total pendapatan yang dihasilkan.
Ia mengatakan alasan PT PWU mengenai pembayaran utang pembangunan dinilai belum cukup kuat untuk menjelaskan kecilnya setoran PAD.
"Saya ingin tahu berapa sebenarnya pendapatan Jatim Expo selama ini. Tapi mereka beralasan masih harus membayar utang pembangunan," katanya.
Lilik membandingkan angka tersebut dengan usaha kecil seperti warung kopi yang dinilai bisa memiliki omzet lebih besar dalam sebulan.
"Jika hanya Rp100 juta setahun, berarti kurang dari Rp9 juta per bulan. Masak pendapatannya sama dengan warkop?" ujarnya.
Komisi C DPRD Jatim, kata Lilik, berupaya memastikan seluruh BUMD dapat memberikan dividen yang optimal sebagai sumber utama PAD, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD), PAD Jawa Timur mengalami penurunan drastis hingga Rp4 triliun. Oleh karena itu, optimalisasi kontribusi BUMD menjadi prioritas DPRD Jatim.
"Karena PAD kita berkurang hingga Rp4 triliun sejak UU HKPD diberlakukan, kami di Komisi C harus memastikan bahwa BUMD bisa memberikan kontribusi yang optimal," ujarnya.
Lilik pun meminta PT PWU membuka laporan keuangan Jatim Expo secara transparan agar dapat dievaluasi secara objektif.
"Kami butuh laporan yang jelas agar bisa mengukur seberapa besar potensi sebenarnya. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi," kata Lilik.