Bogor - Program "double degree" kerja sama antara Institut Pertanian Bogor dan Universitas Adelaide, Australia yang baru diluncurkan menyediakan alokasi beasiswa dari kedua negara. "Para sponsor yang telah bersedia memberikan beasiswa di antaranya World Bank, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, AusAID melalui Australian Development Scholarships (ADS) dan sebagainya," kata Ketua Program Pascasarjana Ekonomi IPB Dr Nunung Nuryartono di Bogor, Jawa Barat, Minggu. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) program itu telah ditandatangani antara Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Adelaide Prof Christoper Findlay dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB Prof Anas Miftah Fauzi, disaksikan Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr Dahrul Syah, Dr Nunung Nuryartono dan Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB Dr Dedi Budiman Hakim. Ia menjelaskan bahwa banyak pihak yang telah menunggu pembukaan program "double degree" itu, dan ingin mendaftar menjadi mahasiswa. Mengenai biaya kuliah, para calon mahasiswa dapat mengikuti beasiswa yang disediakan oleh pihak sponsor atau bisa juga dengan biaya sendiri. Menurut dia, bagi yang mendaftar dengan biaya sendiri dapat membayar biaya administrasi selama setahun di IPB, dan biaya setahun lagi di Universitas Adelaide sesuai dengan standar biaya masing-masing universitas. Dijelaskannya bahwa bagi mahasiswa yang mengambil program "double degree" diharuskan mengambil mata kuliah wajib sekitar 24 SKS atau satu tahun di IPB, dan selanjutnya mengambil mata kuliah pilihan di Universitas Adelaide selama setahun. Nunung Nuryartono menambakan bahwa dengan adanya program tersebut menunjukkan bahwa dunia telah mengakui kualitas pendidikan di IPB, khususnya Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB. Dikemukakannya bahwa dampir 2,5 tahun Departemen Ekonomi IPB mempersiapkan pembukaan program itu, mulai dari penyamaan mata kuliah, buku/materi acuan, kurikulum, penyelenggaraan kuliah dan sebagainya. "Bisa dikatakan kualitas pendidikan di IPB tidak jauh beda dengan Universitas Adelaide," kata doktor bidang ekonomi pembangunan lulusan Universitas Goettingen, Jerman itu. Program tersebut, kata dia, menjadi contoh model kerja sama internasional yang akan dikembangkan IPB di masa yang akan datang. "Lulusan program ini akan memperoleh dua gelar sekaligus yakni M.Si yang diberikan IPB dan M.App.Ec dari Universitas Adelaide," katanya. Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Dr Dahrul Syah mengatakan, program ini dimulai dari pertukaran staf pengajar antara Universitas Adelaide dan IPB. "Kami mendukung pengembangan program 'double degree" ini. Kami melihat ada prinsip yang sama. Yang patut ditekankan adalah perlu adanya sinergitas tinggi antara kedua departemen di masing-masing perguruan tinggi pengampu untuk tetap menjamin kualitas internal pendidikan," katanya. (*)
Berita Terkait
Situbondo dan Fakultas Kehutanan IPB kolaborasi kendalikan deforestasi
12 Desember 2025 14:35
BRIN buka opsi jabatan fungsional peneliti dari perguruan tinggi
12 Desember 2025 13:10
Direktur ANTARA ajak lulusan IPB hadapi tantangan dunia kerja baru
26 November 2025 16:28
Dosen IPB latih siswa SMKN 1 Madiun penerapan ilmu fisika modern
20 Oktober 2025 05:45
Minister encourages collaboration with varsities on agri downstreaming
7 September 2025 18:25
Mentan dorong hilirisasi pertanian lewat kolaborasi kampus
7 September 2025 16:00
Dosen IPB beri pelatihan digital marketing untuk anak muda di Magetan
14 Juni 2025 20:16
Peneliti : Semua pihak harus jaga hutan, karena regulator iklim
17 Januari 2025 06:50
