Sidoarjo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengupayakan agar Program Inovasi Desa (PID) bisa berkelanjutan dan siap mengupayakan pendanaan melalui APBD, seandainya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tidak membiayai lagi program tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin dalam sambutannya ketika membuka hari ketiga Pekan Bursa Inovasi Desa (BID) 2019 Klaster I Kabupaten Sidoarjo di Mall Pelayanan Publik (MPP) Sidoarjo, Kamis.
“PID yang sudah berlangsung tiga tahun ini di Sidoarjo sebagai program pendamping dana desa telah dinilai berhasil guna mendorong semakin masifnya penyerapan anggaran yang kini dikelola desa. Untuk itu, perlu diupayakan agar bisa terus berlanjut, termasuk bila harus dibiayai APBD,” kata Nur Ahmad.
Pada kesempatan sebelumnya, Bupati Sidoarjo Saiful Illah menyatakan apresiasinya atas hasil PID yang telah berjalan di wilayahnya, khususnya dengan keberadaan Gedung Gladiol Convention Hall yang dikelola Badan Usaha Milik Desa Pakarungan, Kecamatan Sukodono, serta pembangunan Gedung Pengembangan dan Pengolahan Buah Belimbing yang dikelola BUMDes Watesari, Kecamatan Balongbendo.
“Gedung pertemuan milik BUMDes Pakerungan ini dan gedung milik BUMDes Watesari menjadi tonggak meningkatnya kewirausahaan di kalangan desa. Keduanya hasil dari adanya PID di Sidoarjo,” kata Saiful Illah saat membuka BID 2019 Klaster III di Desa Pakarungan, Kecamatan Sukodono, Rabu (28/8).
Tenaga Ahli Bidang Teknologi Tepat Guna Ilonka Widyawati menegaskan selama lima tahun dari 2015 s.d. 2019 total alokasi dana desa untuk 322 desa se-Kabupaten Sidoarjo mencapai Rp1,106 triliun.
“Alokasi pagu dana desa dari 2015 hingga 2019 di Sidoarjo mengalami peningkatan. Ke depan penggunaan dana desa seharusnya bisa semakin masif, khususnya bila keberadaan PID bisa dilanjutkan sebagai program pendampingnya,” kata Ilonka pada kegiatan BID Klaster I.
Dari data yang terhimpun, dana desa yang diterima Kabupaten Sidoarjo pada 2015 sekitar Rp91,41 miliar, kemudian pada 2016 naik menjadi Rp205,23 miliar, tahun 2017 sebesar Rp261,93 miliar, tahun 2018 sebesar Rp252,25, dan pada 2019 mencapai Rp295,89 miliar.
Untuk sementara hasil rekap kartu ide dan kartu komitmen di BID Klaster I mencapai total 102 kartu, terbagi 47 kartu ide dan 55 kartu komitmen yang merupakan hasil memerhatikan tayangan 18 menu nasional dan 86 menu lokol untuk tiga bidang, yaitu Sumber Daya Manusia, Infrastruktur dan Kewirausahaan.
“TIK Sidoarjo menyatakan keyakinannya kalau capaian pekan BID, baik kartu ide dan kartu komitmen untuk 2019 bisa lebih baik dari 2018,” ujar Ilonka.
Ketua Panitia BID Klaster I, Anang Abidin, menyatakan persiapan BID di klasternya yang melibatkan 100 desa di enam kecamatan yaitu Kecamatan Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Porong, Jabon, dan Krembung berlangsung sekitar dua bulan.
“Proses capturing di klaster 1 berhasil menghasilkan sekitar 35 capturing pembelajaran kegiatan inovasi. Dari hasil itu telah terpilih sedikitnya enam capturing terbaik di klaster I. Semoga salah satu diantaranya bisa meraih yang terbaik di Sidoarjo," ungkap Anang yang merupakan pendamping desa di Kecamatan Krembung.