Kota Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, memberikan fasilitas beasiswa pendidikan jenjang pascasarjana yakni magister (S2) dan doktor (S3) kepada 136 Aparatur Sipil Negara (ASN) setempat yang lolos seleksi.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Madiun Lismawati di Madiun, Rabu, mengatakan program beasiswa pascasarjana bagi ASN tersebut bertujuan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkungan Pemkot Madiun.
"Karena dari Dinas Pendidikan, maka kami ampu khusus dari sekolah. Mulai guru, kepala sekolah, maupun dinas, kami upgrade kualitas pendidikannya," ujar Lismawati.
Ia menjelaskan dari jatah136 ASN, sekitar 124 orang diantaranya untuk beasiswa jenjang magister atau S2. Masing-masing menerima beasiswa bantuan belajar sebesar Rp10 juta per semester.
Sedangkan untuk doktoral atau S3, lanjutnya, ada jatah 12 ASN dengan masing-masing menerima bantuan Rp12,5 juta per semester dengan maksimal bantuan Rp100 juta.
Lismawati mengungkapkan pemberian program beasiswa S2 dan S3 ini tidak asal diberikan. Mereka yang berhak menerima wajib memenuhi persyaratan yang ditentukan sebagai tahap seleksi. Salah satunya punya inovasi unggulan.
"Tentunya penerima harus punya ijazah S1. Kemudian dinilai apakah dia punya inovasi," katanya.
Dia menambahkan program beasiswa ini penting bagi ASN dalam menunjang tingkat pendidikan dan karier mereka. Apalagi Wali Kota Madiun Maidi cukup peduli terhadap pendidikan.
"Sejalan dengan visi misi Pak Wali Kota. Jadi, SDM ASN Kota Madiun juga harus selalu kita tingkatkan," katanya.
Seperti diketahui, Pemkot Madiun sangat fokus terhadap pengembangan sektor pendidikan warganya. Tak hanya beasiswa S2 dan S3 untuk ASN, beasiswa S1 bagi masyarakat umum juga telah bergulir sejak tahun 2019 melalui Program Bantuan Beasiswa Mahasiswa (BBM) dengan kuota 1.000 mahasiswa.
Sampai saat ini sudah ada ratusan penerima BBM Kota Madiun yang telah diwisuda.
Sesuai data Disdik Kota Madiun, Program BBM S1 berlaku bagi mahasiswa dengan masa studi maksimal empat tahun (8 semester). Jika molor, kata dia, bantuan secara otomatis dihentikan dan selanjutnya mahasiswa membiayai studi secara mandiri.
