Surabaya (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Adi Sutarwijono menyebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 merupakan panduan strategis menyelaraskan pembangunan kota.
"Penandatanganan dokumen RPJMD pada ini menjadi tonggak awal pembangunan Kota Pahlawan, sesuai dengan visi Wali Kota Surabaya yaitu transformasi Surabaya menuju kota dunia yang maju, humanis dan berkelanjutan," katanya di Surabaya, Sabtu.
Ia mengatakan RPJMD ini menjadi panduan strategis untuk menyelaraskan pembangunan kota dengan visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya tahun 2024.
"Yang pertama, pembangunan sudah punya arah yang jelas. Salah satunya, penyelesaian tuntas isu-isu perkampungan di tahun 2026, seperti PJU, pavingisasi, saluran air, rumah tidak layak huni, hingga pembangunan balai RW," katanya.
Selain infrastruktur, kata dia, RPJMD ini juga memuat komitmen pada peningkatan pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi warga. DPRD, lanjutnya, akan mengawal pelaksanaan program padat karya agar efektif mengurangi kemiskinan.
"Pembangunan infrastruktur seperti Jalan Luar Lingkar Barat dan Timur juga harus sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kawasan. Semua harus linier," ujarnya.
Ia menekankan pentingnya partisipasi warga.
"Kota ini tumbuh karena masyarakatnya. Maka warga harus diberi akses seluas-luasnya dalam pengambilan keputusan," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan apresiasi kepada DPRD dan seluruh pihak yang telah berperan dalam pembahasan Raperda RPJMD.
Ia menegaskan visi utama RPJMD kali ini adalah menjadikan Surabaya sebagai kota kelas dunia dalam lima tahun ke depan.
"Kami berkomitmen meningkatkan kualitas layanan publik agar makin efisien dan mudah diakses. Transportasi umum massal juga akan kami kembangkan untuk mengatasi kemacetan dan menunjang mobilitas warga," ujarnya.
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi fokus jangka panjang, terutama pada sektor pendidikan dan kesehatan. Ia menargetkan peningkatan signifikan hingga tahun 2030, termasuk dalam hal lama sekolah.
Lebih lanjut, Eri menekankan bahwa pembangunan tidak bisa dilakukan sendirian oleh pemerintah. Kolaborasi dan sinergi dengan masyarakat menjadi elemen kunci.
"Kota dunia itu dibangun dengan gotong royong. Ketika masyarakat terlibat aktif, pertumbuhan ekonomi dan IPM akan lebih cepat tercapai," katanya.
