Surabaya (ANTARA) - Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Heri Kuswanto, meraih pendanaan riset iklim senilai Rp6,9 miliar dari lembaga riset independen Inggris, Advanced Research and Invention Agency (ARIA).
“Program ini diikuti sekitar 120 proposal dari berbagai negara dan hanya 21 yang terpilih. ITS menjadi satu-satunya institusi dari Indonesia yang lolos,” ujar Prof Heri Kuswanto dalam keterangan di Surabaya, Senin.
Melalui riset berjudul Towards Robust and Unbiased Validation of SAI Simulations (TRUSS): Advancing Ensemble Calibration for Reliable Geoengineering Impact Analysis, Prof Heri berfokus pada pengembangan metode validasi model iklim yang lebih akurat.
Penelitiannya akan menyoroti teknologi Stratospheric Aerosol Injection (SAI), bagian dari pendekatan Solar Radiation Management (SRM) yang bertujuan mengurangi intensitas sinar matahari demi menahan laju pemanasan global.
“Selama ini, penilaian dampak SRM masih menggunakan rata-rata dari data simulasi, padahal keragaman antar model sangat tinggi. Ini menyebabkan hasil yang bias,” ujar Prof Heri, yang juga menjabat Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ia mengembangkan konsep TRUSS dengan pendekatan statistik Bayesian Model Averaging (BMA) serta dukungan algoritma machine learning seperti XGBoost.
Pendekatan ini bertujuan menghasilkan analisis yang lebih andal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar kebijakan iklim global.
Penelitian TRUSS akan berlangsung selama tiga tahun, dengan fokus kawasan Indonesia dan Asia Tenggara.
Cakupannya meliputi analisis dampak SRM terhadap kekeringan, curah hujan ekstrem, dan indeks iklim relevan, yang divalidasi menggunakan data historis.
Dalam pelaksanaannya, Prof Heri berkolaborasi dengan pakar iklim global Dr Daniela Visioni dari Cornell University, AS, dan Dr Matthew Henry dari Inggris.
Selain itu, dua dosen Statistika ITS serta lima mahasiswa dari bidang informatika dan statistika turut dilibatkan.
“Prestasi ini menandakan ilmuwan Indonesia mampu bersaing di level global. Ini juga menguatkan posisi ITS sebagai institusi riset berkelas dunia,” kata Prof Heri, yang baru saja mengikuti Degrees Global Forum 2025 di Cape Town, Afrika Selatan.
Riset ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim, serta poin ke-4 dan ke-17 yang mendukung pendidikan berkualitas dan kemitraan global.