Madiun (ANTARA) - Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai kegiatan tatap muka yang digelar informal, sangat efektif menjadi ajang menanamkan wawasan kebangsaan terhadap generasi muda Indonesia yang rawan akan isu non-nasionalis seperti fenomena #KaburAjaDulu.
"Kegiatan ini cukup kreatif, ya di tengah adanya kasus kekecewaan anak-anak muda seperti yang terlihat dalam fenomena #KaburAjaDulu," ujar Suko Widodo dalam kegiatan pemantapan wawasan kebangsaan bagi masyarakat yang digelar Bakesbangpol Jatim di halaman Kantor Bakorwil Madiun, Sabtu petang.
Menurutnya fenomena #KaburAjaDulu bisa saja muncul di kalangan anak muda Indonesia saat ini karena dipengaruhi oleh sikap spirit kebangsaan yang mulai goyah akibat keresahan sebagian masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap kondisi sosial ekonomi dan peluang kerja di dalam negeri.
"Karenanya, cara-cara baru berupa tatap muka langsung seperti ini, tanpa melalui media sosial, akan menjadi ajang sangat luar biasa untuk indoktrinasi tentang wawasan kebangsaan," kata Suko.
Tak hanya itu, kegiatan tatap muka langsung secara santai mampu menjadi ajang komunikasi yang efektif dan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menanamkan paham wawasan kebangsaan di kalangan anak muda yang memiliki latar belakang berbeda.
Pihaknya sangat mengapresiasi upaya Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur yang menggelar kegiatan tersebut untuk menanamkan wawasan kebangsaan dan mendapat tanggapan antusias dari komunitas yang hadir.
Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Eddy Supriyanto mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah wawasan kebangsaan ke sejumlah masyarakat yang hadir.
"Harapannya wawasan kebangsaan yang disosialisasikan dalam kegiatan ini diteruskan ke anggota komunitas mereka, di antaranya akan bahaya narkotika dan radikal terorisme, serta selalu menjaga kerukunan sesama dan antar-golongan," kata Eddy.
Kegiatan tersebut juga melibatkan UMKM, sehingga mampu berimbas pada peningkatan ekonomi daerah serta pelaku UMKM setempat.
Sementara, kegiatan pemantapan wawasan kebangsaan bagi masyarakat tersebut diikuti oleh komunitas motorjadul dan komunitas VW yang anggotanya tak hanya dari Madiun dan sekitarnya, namun juga Solo, Surabaya, dan sejumlah kota lainnya dengan jumlah peserta mencapai sekitar 200 orang.
