Surabaya (ANTARA) - Pakar Komunikasi dan Politik Universitas Airlangga Surabaya Dr. Suko Widodo menyarankan pemerintah untuk memperbaiki komunikasi dengan masyarakat dalam hal penanganan COVID-19.
"Salah satu problem penanganan COVID-19 adalah komunikasi publik. Bahkan, Presiden Joko Widodo turut mengeluhkan komunikasi publik para pejabat saat sidang kabinet terbatas terkait evaluasi PPKM darurat," kata Suko Widodo di Surabaya, Sabtu.
Suko Widodo menyatakan keluhan yang disampaikan Presiden Jokowi benar adanya, karena sejauh ini pemerintah lebih banyak bersosialisasi daripada berkomunikasi.
"Pemerintah lebih banyak menyampaikan instruksi, bukan malah mendengarkan apa yang dirasakan rakyat," ujarnya.
Komunikasi itu, lanjut Suko, bukan sekAdar bicara, tetapi juga wajib mendengarkan suara masyarakat. Harusnya, komunikasi publik juga dikelola secara profesional, yakni dimulai dengan memahami karakter dan kondisi masyarakat.
"Jika perlu lakukan riset untuk mengetahui persis kondisi warga. Jangan dikira-kira saja," tutur Suko.
Dalam situasi darurat, pemerintah jangan hanya menjadi tukang menginstruksi, tetapi juga harus bisa berkolaborasi karena nyatanya kebijakan yang dilakukan pemerintah juga masih belum memenuhi harapan. "Bahkan tak jarang menambah beban masyarakat," katanya.
Menurut Suko, saat ini dibutuhkan solidaritas bersama. Masyarakat juga perlu dilibatkan total menjaga kesehatan dan menghindari COVID-19. Karena itulah, komunikasi publik sangat esensial dalam upaya membangun solidaritas masyarakat mengatasi COVID-19.
Pada sisi lain, Suko menyatakan bahwa jika komunikasinya tak segera diperbaiki, tingkat kepercayaan masyarakat kepada presiden maupun pemerintah bisa runtuh.
Saat ini saja, sebagaimana riset LSI tentang kepercayaan kepada Presiden Jokowi di bawah 50 persen (43 persen).
Dikatakannya, siapapun yang jadi pemimpin saat ini menghadapi masalah berat. Maka, Suko menyarankan agar fungsi komunikasi dimaksimalkan dengan cara-cara yang tepat.
Komunikasi publik bisa memulihkan kepercayaan manakala komunikasinya disertai dengan kejelasan, kejujuran dan empati. "Kepercayaan sangat dibutuhkan untuk melahirkan soliditas warga," tuturnya.
Suko juga berharap satgas COVID-19 yang di lapangan dilatih berkomunikasi agar bisa bersikap sabar dan tidak mudah terpancing reaksi warga.
"Lakukan pendekatan personal kepada para tokoh potensial yang berseberangan dengan kebijakan. Buat pusat komunikasi publik yang menyediakan multiplatform, serta sediakan data akurat dan layanan yang komunikatif. Rasanya itu yang harus terus dilakukan saat ini," kata Suko.