Surabaya (ANTARA) - Persebaya Surabaya masih memiliki peluang untuk merebut posisi kedua klasemen sementara BRI Liga 1 Indonesia 2024/2025, setelah Dewa United ditahan imbang 1-1 oleh Barito Putera pada Kamis (2/5), sekaligus berpeluang mengikuti kompetisi AFC Challenge League.
Dengan hasil itu, Dewa United mengoleksi 54 poin dari 31 laga, hanya satu poin lebih banyak dari Persebaya yang baru bermain 30 kali. Jika mampu mengalahkan Persik Kediri pada pekan ke-31, tim Green Force akan naik ke posisi dua klasemen.
Namun, Persebaya sudah tiga kali gagal memanfaatkan peluang serupa, sebelumnya. Saat Dewa United kalah dari Borneo FC, ditahan imbang Bali United, dan tumbang dari Malut United, Bajol Ijo justru hanya meraih hasil seri melawan PSIS Semarang, Persija Jakarta, dan Arema FC.
Performa Persebaya memang menurun di putaran kedua. Padahal, di putaran pertama mereka sempat memuncaki klasemen dengan dominasi meyakinkan. Lima laga awal putaran kedua dilalui tanpa kemenangan, satu kali imbang dan empat kali kalah.
Kemenangan pertama baru datang pada laga keenam saat menjamu PSBS Biak, disusul hasil positif melawan Persib Bandung. Namun, setelah itu tren imbang kembali mendominasi catatan klub kebanggaan Arek-Arek Suroboyo itu.
Secara keseluruhan, Persebaya meraih 16 poin dari 13 laga putaran kedua, hasil dari empat kemenangan, empat imbang, dan lima kekalahan. Akibatnya, mereka tidak hanya disalip Dewa United, tapi juga Malut United yang unggul "head to head", meski sama-sama mengoleksi 53 poin.
Salah satu aspek menarik yang bisa disorot dari penurunan performa ini adalah peran gelandang Mohammed Rashid. Data menunjukkan Persebaya belum bisa menang saat Rashid dimainkan sebagai starter. Dari sembilan kali Rashid menjadi starter di putaran kedua, Persebaya hanya meraih dua kemenangan, yakni saat menghadapi PSM Makassar dan Madura United.
Sebaliknya, dua kemenangan lainnya diperoleh ketika Rashid tidak bermain sejak awal, bahkan satu di antaranya ketika melawan PSBS Biak, saat ia absen sepenuhnya. Selain itu, saat menghadapi Persib Bandung, Rashid baru dimainkan pada menit ke-64.
Rashid dan kiper Ernando Ari merupakan pemain yang tidak mendapatkan waktu istirahat selama jeda kompetisi, karena keduanya terus memperkuat tim nasional. Hal itu bisa diduga menjadi salah satu faktor Rashid belum mampu mengangkat performa tim di putaran kedua.
Di sisi lain, gelandang Dejan Tumbas justru menunjukkan performa konsisten. Dari empat kemenangan Persebaya di putaran kedua, Tumbas selalu menjadi starter, tiga kali di posisi gelandang bertahan dan satu kali sebagai winger kanan saat melawan Madura United.
Tumbas disebut-sebut sebagai pesaing kuat Rashid di posisi gelandang bertahan. Dengan fisik tangguh dan daya jelajah tinggi, ia dinilai mampu menjaga keseimbangan permainan Persebaya. Meski begitu, Paul Munster tetap lebih sering mempercayakan posisi tersebut kepada Rashid.
Berikut rapor Mohammed Rashid bersama Persebaya di putaran kedua:
1. Lawan PSS Sleman – Starter – Kalah 1-3 (tandang)
2. Lawan Malut United – Starter – Kalah 0-2 (kandang)
3. Lawan Barito Putera – Starter – Kalah 0-3 (tandang)
4. Lawan Persita Tangerang – Starter – Seri 1-1 (kandang)
5. Lawan Persis Solo – Starter – Kalah 1-2 (tandang)
6. Lawan PSBS Biak – Absen – Menang 1-0 (kandang)
7. Lawan Dewa United – Starter – Kalah 0-2 (tandang)
8. Lawan Persib Bandung – Cadangan (menit 64) – Menang 4-1 (kandang)
9. Lawan PSM Makassar – Starter – Menang 1-0 (tandang)
10. Lawan PSIS Semarang – Cadangan (menit 83) – Seri 1-1 (kandang)
11. Lawan Persija Jakarta – Starter – Seri 1-1 (tandang)
12. Lawan Madura United – Starter – Menang 1-0 (kandang)
13. Lawan Arema FC – Starter – Seri 1-1 (tandang)
Jadi, menarik untuk ditunggu, apakah Paul Munster akan kembali menurunkan Rashid sebagai starter saat Persebaya menghadapi Persik, atau justru memberi kepercayaan penuh kepada Dejan Tumbas, untuk bisa melanggengkan tim ini lolos ke kompetisi Asia.