Surabaya (ANTARA) - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lamongan Abdul Ghofur-Firosya Shalati dengan elektabilitas 38,3 persen berpotesi menyalip paslon Yuhronur Effendi-Dirham di Pilkada yang elektabilitasnya baru 41,1 persen berdasarkan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA.
peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, M Khotib dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa mengatakan peluang menyalip tersebut sangat mungkin terjadi dengan beberapa catatan.
Pertama, Abdul Ghofur khususnya harus mampu mendongkrak salah satu hukum besi penting dalam pemenangan, yaitu tingkat pengenalan dan kesukaan.
Sebagai kandidat potensial, kata Khotib, Ghofur sudah masuk dalam kategori yang tingkat pengenalannya berbanding lurus dengan tingkat kesukaan. Masalahnya, tingkat pengenalan Ghofur yakni 75,1 persen masih di bawah Yuhronur yang sudah 88,5 persen.
"Jika dalam waktu singkat ini Pak Ghofur mampu mendongkrak pengenalannya hingga kurang lebih sama dengan Pak Yuhronur, saya kira elektabilitas Pak Ghofur bisa di atas Yuhronur. Yang artinya, bisa mengalahkannya di Pilkada Lamongan kali ini," katanya.
Khotib menambahkan peluang terbuka buat Ghofur juga tergambar dari pemilih yang berkategori strong supporters (pemilih militan yang tak berubah pilihannya) dan yang soft supporter (pemilih cair yang sudah memilih tapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali).
"Dari data kami, angka soft supporter-nya masih sangat tinggi, yaitu 41,2 persen. Ini angka yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan, yang masih bisa diperebutkan siapa saja. Artinya, siapa yang bisa mengambil angka soft supporter ini paling banyak, itulah yang akan memenangkan pertarungan," katanya.
Pada bagian lain, Khotib juga memberi gambaran peluang tentang kompetitifnya para paslon di Pilkada Lamongan ini. Salah satunya, terlihat dari distribusi aneka dukungan segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan, penghasilan dan dapil yang semuanya belum ada yang kokoh merata, tapi masih kompetitif.
Modal lain yang bisa dijadikan dasar terbukanya peluang paslon yang diusung PKB ini adalah tentang alasan publik memilih calon. Kepada Yuhronur, mayoritas lebih karena pertimbangan dianggap sudah berpengalaman.
Tapi, tegas Khotib, alasan yang memilih Ghofur mayoritas karena dipersepsi berkepribadian baik 20,2 persen dan dianggap mampu menyelesaikan masalah 27,9 persen. Sementara, kepada Yuhronur, publik yang menganggap berkepribadian baik itu hanya 9,1 persen. Dan hanya 17,9 persen yang menganggap mampu menyelesaikan masalah.
"Nah, itu modal penting untuk dipilih. Sayangnya, Pak Ghofur masih punya problem pengenalan yang di bawah Pak Yuhronur. Dan peluang juga cukup terbuka pada saat dipotret isu negatif para calon, dimana Pak Yuhronur yang paling banyak isu negatifnya. Bagusnya buat dia, hanya 4,1% yang tahu," ungkapnya.
LSI Denny JA: Abdul Ghofur potensial salip Yuhronur Effendi di Pilkada
Selasa, 12 November 2024 18:43 WIB
Jika dalam waktu singkat ini Pak Ghofur mampu mendongkrak pengenalannya hingga kurang lebih sama dengan Pak Yuhronur, saya kira elektabilitas Pak Ghofur bisa di atas Yuhronur