Surabaya (ANTARA) - PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajak keliling balita stunting menggunakan Kereta Luar Biasa (KLB) dengan rute Stasiun Surabaya Gubeng-Sidoarjo-Tulangan-Tarik (PP) dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional.
Executive Vice President (EVP) KAI Daop 8 Surabaya Wisnu Pramudyo dalam keterangannya di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan bertajuk "Joyride Edukasi Wisata" itu diikuti oleh 26 balita berpotensi stunting dan 23 balita stunting berasal dari Kelurahan Dukuh Setro, Kapasmadya Baru, Gading, Pacarkeling, Pacarkembang, Ploso, Rangkah dan Tambaksari Surabaya.
"KAI Daop 8 Surabaya mengajak balita stunting melalui kegiatan Joyride Edukasi Wisata menggunakan KLB, yang sejalan dengan tema Hari Anak Nasional yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju, yang diperingati setiap 23 Juli," ucapnya.
KLB sendiri, kata Wisnu, ialah kereta api yang dijalankan di luar dari jadwal reguler atau grafik perjalanan kereta api (Gapeka).
"Meskipun di luar dari jadwal reguler, kereta tersebut tetap mengacu pada peraturan-peraturan yang ada pada perjalanan kereta api. Yakni tetap membuat maklumat perjalanan kereta api (Malka) dan warta maklumat (WAM)," Ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, kata dia, turut dihadiri oleh istri Wali Kota Surabaya Rini Indriyani yang juga menjabat sebagai Ketua Bunda PAUD, Ketua Unit Persatuan Istri Karyawan Karyawati Kereta Api (Pikka) Yusi Wisnu Pramudyo, Camat Tambaksari Yudi Eko Handono dan jajaran dari masing-masing instansi.
"Selama dalam perjalanan para balita beserta orang tuanya diberikan edukasi tentang pengenalan profesi dari masing-masing petugas KAI, pemberian makanan bergizi, serta permainan dengan hadiah menarik bagi para balita," katanya.
Pihaknya berharap, dengan adanya peran dan kepedulian dengan kegiatan Joyride Edukasi Wisata itu, bisa memberikan kesan edukasi yang berarti untuk balita stunting.
"Dengan adanya kegiatan ini semoga memberi kesan bagi para balita stunting yang memang menjadi konsen dari Pemerintah Kota Surabaya," tutur Wisnu Pramudyo.