Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menetapkan kawasan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, sebagai lokasi pembangunan fasilitas penampungan bagi para lansia terlantar atau panti griya wreda.
"Pembangunan griya wreda di Babat Jerawat sekarang masih proses. Sehingga penanganan kepada lansia bisa komprehensif," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin dalam keterangan resmi di Surabaya, Kamis.
Anna menyebut Griya Wreda Babat Jerawat diproyeksikan memiliki daya tampung berkisar 300 hingga 350 lansia.
Pembangunan fasilitas terbaru dimulai pada tahun ini dengan memanfaatkan bangunan atau lahan eks penampungan penderita kusta.
"Penderita kusta sudah sembuh, ada yang sudah pindah ke rumah susun, ada juga sudah punya rumah sendiri dengan hasil dia dapatkan. Dan ada yang sudah kami pulangkan," ujarnya.
Pembangunan fasilitas penampungan bagi lansia terlantar itu untuk mengatasi persoalan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Griya Wreda Jambangan dan UPTD Kalijudan yang posisinya sudah kelebihan daya tampung.
Saat ini jumlah lansia di UPTD Griya Wreda Jambangan dan UPTD Kalijudan, total sebanyak 223 orang. Para lansia yang berada di UPTD Kalijudan adalah lansia mandiri.
"Kami pindahkan jadi satu, kalau menjadi satu akan lebih terkontrol," ujar dia.
Sementara, Anna menambahkan setelah UPTD Kalijudan dikosongkan, maka pemkot menggunakan bangunan tersebut sebagai fasilitas Sekolah Bibit Unggul yang mulai dibuka Mei 2024.
Anna mengatakan Sekolah Bibit Unggul merupakan tindak lanjut arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).
Sedangkan, anak-anak yang sebelumnya ditampung di UPTD Kalijudan dipindahkan ke bangun eks Griya Wreda Jambangan.
"Pak Wali ingin ada sekolah bibit unggul untuk program satu KK, satu sarjana. Anak-anak istimewa yang ada di Kalijudan kami pindahkan ke Jambangan," ucap dia.