Garut (ANTARA) - PT Petrokimia Gresik tertarik mengembangkan pupuk organik Phonska alam dengan menjalankan sistem demonstration plot (demplot) di areal pertanian padi organik Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk membantu memajukan lahan padi organik agar petani semakin makmur.
"Untuk tahapan awal di Ciawitali kita lakukan demplot satu titik luasan 0,5 hektare lahan padi organik," kata Staf Manajemen Produk Baru PT Petrokimia Gresik Neqy Zahrul Jauhari usai meninjau proses pemupukan awal di lahan pertanian organik di Kampung Ciawitali, Desa Mangkurakyat, Kecamatan Cilawu, Garut, Kamis.
Ia menuturkan tim dari Petrokimia mendapatkan informasi dari Lembaga Sertifikasi Organik terkait adanya petani di Kabupaten Garut yang saat ini mengembangkan lahan pertanian padi secara organik dan sudah bersertifikat.
Petrokimia Gresik, kata dia, setelah munculnya produk NPK organik pertama di Indonesia yaitu Phonska Alam, melakukan sosialisasi secara masif kepada petani di lahan pertanian organik wilayah Jawa dan Bali.
"Kita melakukan kegiatan sosialisasi dan demplot secara masif ke pertanian organik di wilayah Jawa dan Bali," katanya.
Ia menyampaikan saat ini pihaknya sudah melakukan pemupukan awal dan belum ada tanamannya, tahapan itu untuk memastikan dalam program demplot lahan pertanian organik di sana memakai produk organik sesuai rekomendasi dari Petrokimia.
Baca juga: Pemkot Madiun fasilitasi para petani belajar inovasi pertanian di Petrokimia Gresik
Tahapan awal ini, lanjut dia, Petrokimia dalam rangka memperkenalkan produk pupuk organik itu memberikan pupuk secara gratis, berikut mendapatkan pengawalan dalam pemakaiannya sesuai dengan rekomendasi agar mendapatkan hasil maksimal.
Ia memastikan produk pupuk organik yang dikembangkan Petrokimia dipastikan aman untuk lahan pertanian organik karena bahan baku yang digunakan semua alami, tidak ada proses kimia dalam pembuatannya, sehingga dipastikan aman untuk lahan pertanian.
"Phonska alam yang kita miliki berasal dari bahan baku organik berupa batuan alam dan bahan organik olahan hayati, bisa dipastikan akan sangat aman untuk lingkungan karena tidak melalui proses kimia sama sekali dalam proses pembuatannya, sangat aman digunakan di lahan pertanian organik," katanya.
Ia mengungkapkan program tersebut juga pernah dilakukan di beberapa daerah, hasilnya produktivitas pertanian terjadi peningkatan dan sampai saat ini masih berjalan.
"Petrokimia ingin ikut memajukan pertanian organik dengan memulai menciptakan produk-produk yang bersertifikat organik agar dapat meningkatkan pertanian organik di Indonesia," katanya.
Ia menambahkan setelah program pengenalan pupuk organik itu berjalan maka tahapan selanjutnya akan menawarkan program pembinaan, pendampingan, dan pelayanan terhadap petani untuk menciptakan ekosistem yang dapat menyambungkan petani dengan pemodal.
"Selanjutnya kita akan tawarkan Program Makmur yang diinisiasi oleh Menteri BUMN. Program tersebut merupakan pembinaan, pendampingan, dan pelayanan terhadap petani dan menciptakan ekosistem yang berupa menyambungkan petani ke pemodal, kepastian penyediaan pupuk dan pendampingan dalam pertanian dari awal sampai panen," katanya.
Petugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cilawu, Ria Andriani menyatakan, lahan pertanian padi organik di wilayah pengawasannya tercatat sebanyak 21,32 hektare yang sudah bersertifikat pertanian organik.
Pengolahan pertanian di Cilawu itu, kata dia, sudah berjalan sejak tahun 2015 dengan hasil produksi yang memuaskan mulai dari 7 - 9 ton per hektare, juga memiliki pasar yang jelas untuk produk beras organik tersebut dengan nilai jual lebih tinggi dari beras biasanya.
Saat ini, lanjut dia, lahan pertanian organik di Garut mendapatkan perhatian dari PT Petrokimia Gresik untuk melakukan demplot pupuk organik, apabila berhasil diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi petani untuk mengembangkan padi organik.
"Ujungnya seberapa responsif tanaman terhadap pupuk alami ini yang berujung diharapkannya ada peningkatan produksi," kata Ria.