Trenggalek (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek terus menggiatkan vaksinasi COVID-19 di daerah itu, kendati angka kasus sudah jauh menurun dibanding awal hingga pertengahan pandemi.
"Kami masih terus lakukan vaksinasi dengan melibatkan seluruh puskesmas di Trenggalek," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek Sunarto di Trenggalek, Jumat.
Total vaksin COVID-19 yang sudah digunakan untuk imunisasi warga setempat sejauh ini sudah mencapai 1.211.791 vial (injeksi).
Jumlah itu mencakup keseluruhan dosis atau tahapan vaksin, mulai dosis satu, dosis dua, dosis tiga atau booster satu (penguat 1) dan dosis empat atau booster 2.
Rinciannya, lanjut Sunarto, penerima dosis 1 sebanyak 576.659 orang atau 88,85 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 731.125 jiwa merujuk data sensus penduduk pada 2020.
Kemudian dosis dua sebanyak 76,16 persen atau setara 486.591 orang. "Dosis tiga 29,50 persen atau 154.969 orang dan dosis empat sebanyak 2.572 orang atau 2,46 persen. Dosis tiga atau booster satu, booster dua atau dosis empat," paparnya.
Kendati sudah lebih dari 1,2 juta dosis digelontorkan untuk kegiatan vaksinasi warga, Sunarto mengakui cakupan vaksinasi itu tak bisa menembus 100 persen.
Hal ini dikarenakan terdapat kelompok atau kondisi masyarakat tertentu yang membuat tak dapat dilakukan vaksinasi.
Pihaknya menargetkan capaian vaksinasi di Trenggalek mencapai 90-95 persen dari total sasaran penerima vaksin.
"Karena ada kondisi tertentu misalnya lansia umur 90 tahunan ke atas, itu kan tidak bisa dilakukan vaksinasi. Kemudian autoimun yang tidak menentu, kadar gulanya tidak terkontrol dan lain sebagainya. Ada yang ditunda ada juga yang memang tidak bisa dilakukan vaksinasi karena kondisi kesehatan tertentu. Jadi vaksinasi tidak bisa 100 persen, jika dibandingkan dengan jumlah total warga Trenggalek," ujarnya.
Sunarto menambahkan, saat ini dinas kesehatan bersama pihak terkait lainnya bahu membahu untuk meningkatkan cakupan vaksinasi sesuai sasaran.
Vaksinasi itu dilakukan untuk menciptakan kekebalan komunal masyarakat sehingga meminimalisir risiko terpapar COVID-19.
Vaksinasi itu diselipkan di berbagai kegiatan baik dari unsur pemerintahan maupun kegiatan non pemerintahan lainnya.