Madiun (ANTARA) - Wali Kota Madiun, Jawa Timur, Maidi mengajak masyarakat setempat untuk setop boros pangan sebagai salah satu upaya memperkuat ketahanan pangan di daerah dan ancaman krisis pangan global.
"Jadi kita harus hemat pangan, jangan boros. Alam kita tidak akan menjamin kehidupan ke depan. Kalau bisa makan secukupnya, jangan makan atau minum sedikit-sedikit dibuang," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Jumat.
Pihaknya menekankan pentingnya pengelolaan pangan secara bijak dengan meminimalkan pemborosan dan memanfaatkan sisa makanan, agar tidak menjadi sampah yang merusak lingkungan.
Lebih lanjut, Maidi menyatakan bahwa pola konsumsi yang hemat dan terukur akan berdampak langsung pada pengendalian inflasi daerah dan penguatan ketahanan pangan karena warga belanja bahan pangan secukupnya.
"Dengan hidup yang tidak boros maka ketahanan pangan akan menjadi kuat. Jangan karena gengsi, pola hidup kita jadi boros. Banyak yang sakit karena makan sembarangan dan kurang olahraga," katanya.
Selain itu, setop boros pangan juga akan mengurangi sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin hari kapasitasnya berkurang.
"Kita sangat sedih, hari ini sampah di TPA kita luar biasa. Terlebih, sampah yang berasal dari sampah rumah tangga," katanya.
Guna mendorong masyarakat melakukan setop boros pangan, pihaknya berencana membuat payung hukum yang dapat mengatur.
Selain itu, boros makanan hingga banyak yang tersisa dan terbuang merupakan bagian dari perilaku mubazir dan dampaknya merugikan secara ekonomi bahkan lingkungan.
Melalui payung hukum setop boros pangan, terdapat sejumlah hal yang dapat dilakukan, di antaranya menerapkan benar-benar mengonsumsi makanan sampai habis tak bersisa di piring. Selain itu juga melakukan belanja bijak yang dapat diaplikasikan dengan membeli keperluan pangan sesuai kebutuhan.
"Juga kalau bisa hajatan tidak model jamuan prasmanan, namun kemasan sekali makan yang bisa dibawa pulang. Sehingga, jika tidak termakan dapat dibawa pulang dan dimakan keluarga di rumah," tambahnya.
Upaya lain, dapat meminta masyarakat untuk menyimpan makanan dengan baik dan benar sehingga bisa dikonsumsi lagi, mengonsumsi bahan makanan secara beragam sesuai kebutuhan, mengolah kembali makanan yang berlebih, serta membagikan makanan ke tetangga apabila ada yang lebih.
Pihaknya menilai kampanye setop boros pangan hingga saat ini belum sepenuhnya dipahami masyarakat. Oleh karena itu Maidi berencana menggandeng semua pihak mulai dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), sekolah, perguruan tinggi, PKK, masyarakat, hingga media massa, untuk memberikan edukasi terkait perilaku setop boros pangan.