Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terkait proyek pengembangan dan pengelolaan sampah di zona pasif Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo dalam mewujudkan kota ramah lingkungan.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan ITS dalam hal ini dilibatkan untuk melakukan kajian analisis kondisi TPA Winongo yang akan digunakan untuk proyek Piramida Giza Bukit Buah, termasuk parameter penilaian yang meliputi komposisi sampah, potensi daur ulang, dan dampak lingkungan.
"ITS memberikan saran yang bagus, dan hari ini kita mulai tindak lanjuti. Analisis terus dilakukan. Yang kira-kira nanti menarik jenis tanamannya apa telah dikaji oleh pihak ITS," ujar Wali Kota Maidi dalam kegiatan pemaparan hasil studi kelayakan FS Landfill Mining Zona pasif TPA Winongo di Ruang 13 Balai Kota Madiun, Rabu.
Pihaknya memberikan apresiasi atas kajian yang dilakukan oleh ITS yang mana sejalan dengan apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota Madiun selama ini.
Ia juga memaparkan hasil pengamatan lapangan tim pemkot, dimana ditemukan ada jenis tanaman yang potensial ditanam seperti bonsai. Di samping itu, untuk mendukung pengelolaan sampah dari hulu, Pemkot berencana menata ulang seluruh Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
Melalui proyek tersebut, Pemerintah Kota Madiun menargetkan pencapaian nihil sampah pada tahun 2027. Untuk itu, pendampingan dari berbagai pihak sangat diharapkan agar kajian teknis maupun implementasi berjalan optimal.
Perwakilan ITS Prof IDAA Warmadewanthi selaku Kepala Pusat Studi Infrastruktur dan Lingkungan Berkelanjutan di ITS memaparkan kajian tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sampah yang telah digali dari TPA Winongo, melalui pendekatan teknologi dan perencanaan berbasis lingkungan.
"Kami melihat proses biotensi di TPA sudah berjalan. Ini menjadi awal yang baik untuk memperluas fungsinya ke arah yang lebih bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat," katanya.
Pihaknya menekankan bahwa program pendampingan tersebut tidak hanya terbatas pada pengelolaan sampah semata, namun juga mencakup isu-isu lain seperti pengelolaan air lindi, relokasi residu, serta sistem kebersihan kota secara terpadu.
Kerja sama ini bahkan dirancang untuk menjangkau aspek lingkungan yang lebih luas melalui pendekatan tata kota berkelanjutan. Sebagai bagian dari transformasi TPA, ITS memberikan sejumlah rekomendasi penanaman vegetasi yang aman dan fungsional di atas lahan bekas pembuangan sampah.
"Tanaman bambu dan bunga kana sangat cocok. Selain estetis, mereka juga efektif menyerap zat pencemar tanpa menembus lapisan bawah," katanya.
ITS juga membuka opsi penanaman tanaman buah, dengan catatan media tanam harus memiliki ketebalan minimal 60 hingga 80 sentimeter agar aman dari interaksi langsung dengan sampah di bawahnya. Jenis tanaman buah yang dianjurkan adalah yang berakar dangkal.
"ITS melihat potensi pengembangan TPA Winongo sebagai ruang terbuka hijau dan kawasan wisata edukatif sangat terbuka. Hal ini seperti di Denmark dan Jerman serta TPA Keputih di Surabaya," katanya.
Pemaparan hasil studi kelayakan zona pasif TPA Winongo oleh ITS tersebut juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota F. Bagus Panuntun, Sekda Soeko Dwi Handiarto, Kepala OPD, dan sejumlah jajaran OPD.*