Surabaya (ANTARA) - Di tengah keindahan pantai dan bukit hijau Pacitan, para kader utama Partai Demokrat berkumpul dalam retreat internal bersama Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Acara tersebut bukan sekadar konsolidasi atau agenda formal partai, melainkan retreat peradaban untuk merenung, belajar, dan menguatkan diri sebelum kembali ke gelombang politik nasional.
Tema besar retreat ini adalah "Hanya yang Kuat", sebuah kalimat sederhana namun penuh makna. Hanya yang kuat secara nilai, visi, dan mentalitas yang mampu bertahan dan memenangkan masa depan. Kekuatan itu bukan dari popularitas, modal, atau jabatan, tetapi dari keberanian untuk setia pada integritas, loyalitas, dan kapasitas yang terus diasah.
Retreat ini menjadi ruang refleksi sekaligus rekalibrasi arah perjuangan Partai Demokrat. Para kader menyadari bahwa politik hari ini bukan sekadar soal elektabilitas atau algoritma media sosial, tetapi tentang keberpihakan, keteladanan, dan keberanian mengambil keputusan yang berpihak pada rakyat.
Di tengah perubahan dunia yang cepat, Partai Demokrat perlu menyesuaikan langkah tanpa kehilangan jati diri. Para peserta tidak hanya mereview sejarah dan capaian partai, tetapi juga menggali kembali akar nilai-nilai yang membuat Demokrat dicintai rakyat. Nilai-nilai tersebut meliputi keberanian dalam mengambil sikap, kesetiaan pada konstitusi, dan konsistensi dalam memperjuangkan keadilan serta kesejahteraan.
Yang membuat retreat ini luar biasa adalah kesempatan belajar langsung dari pendiri partai, sosok negarawan, pemikir, dan pemimpin sejati, SBY. Mantan Presiden ke-6 RI tersebut tidak hanya memberikan teori, tetapi membagikan pengalaman hidupnya tentang menghadapi badai politik, menjaga moral saat berkuasa, dan tetap tenang saat dihujat.
Yang paling membekas adalah ketika beliau menyampaikan bahwa "sumber kekuasaan adalah rakyat". Siapa pun yang dipercaya menjadi wakil rakyat harus ingat bahwa ia bukan penguasa, tetapi pelayan. Menjaga amanah rakyat bukan pilihan, tetapi kewajiban moral.
Sejarah dan Masa Depan
Retreat ini membawa para kader kembali pada sejarah berdirinya Partai Demokrat dari ruang-ruang sempit pergerakan awal tahun 2001 hingga kemenangan besar di Pemilu 2004 dan 2009. Termasuk tantangan berat di era oposisi yang dialami partai tersebut.
Para peserta diajak tidak sekadar mengagumi masa lalu, tetapi menjadikannya pelajaran agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Diskusi difokuskan pada arah masa depan bagaimana membuat Demokrat relevan dengan generasi muda, membangun narasi kebangsaan yang menyentuh hati rakyat.
Selain itu, bagaimana mengembalikan kejayaan dengan cara yang benar bukan jalan pintas, tetapi jalan nilai. SBY mengingatkan bahwa dalam dunia politik yang penuh kompetisi, kader Demokrat tidak cukup hanya pintar atau populer. Kader yang akan bertahan dan mengangkat muruah partai adalah mereka yang berintegritas, berkapasitas, dan loyal pada perjuangan.
Retreat ini menjadi ruang internalisasi nilai-nilai tersebut. Para kader tidak hanya belajar tentang strategi, tetapi juga tentang karakter. Publik tidak hanya memilih partai, tetapi juga figur. Demokrat punya tanggung jawab besar menyiapkan kader yang bisa dipercaya publik.
Para peserta diajarkan menjadi pemimpin yang tahu kapan harus mendengarkan, bicara, dan mengambil keputusan meski tidak populer. Mereka tidak dilatih menjadi pengikut buta, tetapi penyampai kebenaran bahkan jika itu berarti berbeda dengan arus atas.
Partai Demokrat mengajarkan bahwa loyalitas sejati bukan kepada individu, tetapi kepada kebenaran. Para kader tidak didoktrin untuk selalu mengiyakan pemimpin, sebaliknya dilatih untuk berpikir kritis, menyampaikan gagasan, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.
Strategi Pertumbuhan Berkeadilan
Di retreat ini, para peserta mempelajari visi besar Partai Demokrat untuk membangun Indonesia ke depan. Ekonomi bukan semata angka pertumbuhan, tetapi harus berpijak pada keadilan sosial melalui empat strategi utama.
Pertama mendukung pertumbuhan menciptakan pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif. Kedua menciptakan lapangan kerja berkualitas, khususnya bagi generasi muda. Ketiga mengutamakan kelompok rentan dengan kebijakan yang adil. Keempat mendukung lingkungan menjadikan pembangunan ramah lingkungan sebagai arsitektur kebijakan nasional.
Partai Demokrat hadir untuk memastikan pembangunan tidak lagi meminggirkan, tetapi memberdayakan. Kekuatan ekonomi bangsa bukan hanya ditopang elite, tetapi juga UMKM, petani, buruh, nelayan, dan generasi muda di desa dan kota.
Sebagai kader muda Partai Demokrat, para peserta pulang dari Pacitan dengan kesadaran baru. Menjadi pemimpin hari ini tidak cukup hanya berbicara baik. Semua peserta ingin belajar menjadi pemimpin yang mampu menghadapi krisis dengan jernih, berpikir strategis, dan membuat kebijakan yang berpihak.
Tidak ada tempat yang terlalu kecil atau tugas yang terlalu berat, jika tujuannya adalah untuk rakyat. Di mana pun kader ditugaskan oleh Partai Demokrat, harus siap menjalaninya dengan sepenuh hati untuk berkontribusi melalui jalur politik yang bersih dan bermartabat.
Kebangkitan Partai Demokrat
Retreat ini membangkitkan kesadaran bahwa Demokrat bukan sekadar kendaraan politik, tetapi rumah perjuangan. Dari rumah ini, para kader akan menata ulang kekuatan untuk mengabdi lebih luas. Dari Pacitan tanah kelahiran SBY akan lahir babak baru kebangkitan Demokrat, bukan demi kekuasaan, tetapi demi kebermanfaatan.
Tujuan besar dari perjalanan ini adalah menjadikan Demokrat hebat kembali. Namun versi kehebatan yang dimaksud bukan sekadar jumlah kursi atau perolehan suara, melainkan kualitas kader, kekuatan narasi, dan kedekatan dengan rakyat. Menjadikan Demokrat sebagai partai masa depan yang tak hanya kuat secara struktur, tetapi juga hidup dalam hati rakyat.
Retreat ini adalah awal bukan akhir. Para kader sudah menyusun langkah berikutnya yaitu membangun komunikasi dengan rakyat, memperkuat basis ideologis partai, mendekatkan elite dengan akar rumput, dan merawat kaderisasi dari bawah.
Hanya yang kuat yang akan bertahan. Hanya yang berjiwa besar yang akan dipercaya. Dan hanya yang setia yang akan memenangkan hati rakyat.
Bismillahirrahmaanirrahiim. Di bawah Ketua Umum AHY, Partai Demokrat akan menjadi partai masa depan yang mampu menjawab tantangan ekonomi, lingkungan, dan demokrasi. Kebangkitan itu telah dimulai bukan dimulai di Jakarta, tetapi dari Pacitan, Jawa Timur. Dari sini, lahir tekad besar untuk berada di garis terdepan perjuangan dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
*) Penulis adalah Sekretaris I Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS) DPP Demokrat Ali Affandi LNM
