Surabaya (ANTARA) - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dinilai punya kemampuan untuk bisa melanjutkan kiprah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam memimpin Kota Pahlawan, Jawa Timur, pada periode 2020-2025.
"Whisnu sudah punya kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin dalam mengambil dan memutuskan kebijakan," kata sosiolog politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.
Modal yang dimiliki Whisnu Sakti Buana selain menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surabaya kurang lebih dua periode juga menjadi Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selama dua periode.
Bahkan dalam Rapat Kerja Cabang (Rakercab) DPC PDIP Surabaya beberapa waktu lalu, 31 PAC PDIP Surabaya sepakat mengajukan satu nama, yakni Whisnu Sakti Buana sebagai ketua DPC PDIP Surabaya untuk ketiga kalinya atau periode 2020-2025.
"Hanya saja, kekurangannya biasanya PDIP sentralistik dalam menentukan calon," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Whisnu Sakti perlu menampilkan dirinya sebagai sosok pelanjut Wali Kota Risma. Kalau hal itu tidak dilakukan, masyarakat Kota Pahlawan akan sulit bisa menerima sosok Whisnu.
"Warga Surabaya suka Bu Risma sebagai pekerja keras, blak-blakan dan cepat mengambil keputusan," kata Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial dan Media Baru atau Chief Editor The Journal of Society & Media ini.
Hingga saat ini sejumlah nama bakal calon wali kota (cawali) Surabaya dari politikus yang sering bermunculan di publik di antaranya Whisnu Sakti Buana (PDIP), Zahrul Azhar As’ad (Golkar), Adies Kadir (Golkar), Vinsensius Awey (NasDem), Reni Astuti (PKS), Fandi Utomo (PKB), Bambang Haryo (Gerindra), M. Machmud (Demokrat), Andy Budiman (PSI), dan Dhimas Anugrah (PSI).
Begitu juga bakal Cawali Surabaya dari unsur birokrat yang namanya sering muncul yakni Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi. Sedangkan Cawali Surabaya jalur independen yang sudah mendeklarasikan diri beberapa hari lalu yakni advokat M. Sholeh.