Malang (Antaranews Jatim) - Kuota transmigran asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang ditempatkan di luar Jawa tidak berbanding lurus dengan peminatnya yang cukup banyak, bahkan kuota tersebut cenderung turun.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo di Malang, Selasa mengatakan kuota untuk warga Kabupaten Malang yang ingin memperbaiki ekonomi dengan menjadi transmigran sangat terbatas, padahal peminatnya cukup banyak.
"Pada tahun 2016, Kabupaten Malang mendapatkan kuota 10 kepala keluarga ditambah limpahan dari daerah lain yang warganya tidak mau berangkat atau mengikuti program transmigrasi. Dan, tahun 2017 menurun drastis hanya 3 kepala keluarga," ujarnya.
Ia mengakui pada tahun 2017, jumlah kepala keluarga yang dilatih dan mendapatkan keterampilan tambahan sebelum diberangkatkan sebagai transmigran ke Sulawesi ada 10 kepala keluarga, namun kuotanya hanya 3 kepala keluarga. Sehingga, tujuh kepala keluarga lainnya masuk daftar tunggu kuota 2018.
Hanya saja, lanjutnya, hingga saat ini kuota 2018 belum turun, apakah ada penambahan atau justru ada pengurangan kembali seperti tahun sebelumnya hanya 3 kepala keluarga. "Pengurangan kuota ini memang merata hampir di seluruh wilayah karena yang menentukan adalah pemerintah pusat," katanya.
Yoyok menerangkan pembagian kuota transmigrasi ditentukan oleh pemerintah pusat. Kurangnya kuota tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh ketersediaan lahan, rumah beserta kelengkapannya yang disiapkan di lokasi transmigrasi. Selain itu, juga melihat kemampuan anggaran dari pusat.
Sementara tugas daerah, kata Yoyok, hanya hanya mempersiapkan dan membekali warga (calon transmigran) dengan keterampilan melalui pembinaan dan pelatihan. Dan, penganggarannya juga disiapkan daerah (APBD).
Menyinggung transmigran asal Kabupaten Malang yang telah menetap di sejumlah daerah transmigrasi, seperti Palembang, Sulawesi, dan Kalimantan, Yoyok mengatakan cukup berhasil mengembangkan lahannya dan perekonomian mereka juga meningkat drastis daripada ketika masih berada di daerah asal.
"Alhamdulillah transmigran yang kami kirim ke daerah tujuan semuanya berhasil. Tidak hanya mampu mengolah dan mengembangkan lahan yang diberikan pemerintah, tetapi tingkat perekonomiannya terus membaik, sehingga lebih sejahtera ketimbang ketika masih berada di daerah asal," ucapnya.
Sebelum diberangkatkan, para calon transmigran asal Kabupaten Malang dibekali dengan berbagai keterampilan pertanian serta keterampilan lainnya sesuai bidang masing-masing. Selain itu, mereka juga dibantu peralatan pengolah lahan (peralatan pertanian). (*)