Bojonegoro (Antara Jatim) - PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) BUMD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan siap mengelola lapangan sumur minyak tua dengan menyetorkan produksinya kepada Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah.
"Kami sudah siap mengelola lapangan sumur minyak tua dengan menyetorkan produksinya kepada Pertamina EP Asset 4 Field Cepu," kata Direktur PT BBS Bojonegoro Toni Ade Irawan, di Bojonegoro, Jumat.
Berapa besarnya produksi minyak mentah yang akan disetorkan, ia mengaku belum bisa menyebutkan karena baru tahap awal."Ya kita liha saja nanti berapa jumlah minyak mentah yan kami setorkan per harinya," ucapnya menambahkan.
Yang jelas, menurut dia, PT BBS sudah menandantangani kontrak dengan Pertamina EP dalam pengelolaan lapangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan, pada 16 Agustus.
Dalam kontrak selain ditandatangani dirinya selaku Direktur PT BBS BUMD Pemkab, juga ditandatangani Presiden Direktur Pertamian EP Chalid Saim.
Ia juga menambahkan BBS memiliki kewajiban untuk mengamankan limbah di lokasi penambangan sumur minyak tua juga mengembalikan kerusakan lingkungan setempat dari pencemaran minyak mentah.
"Manager Legal and Relation" Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, Agustinus, yang dimintai konfirmasi membenarkan penandatanganan kontrak pengelolaan lapangan sumur minyak tua antara PT BBS dengan Pertamina EP.
"Sudah semestinya setelah ada penandatanganan maka perjanjian berlaku," kata dia ketika ditanya kapan PT BBS mulai mengelola lapangan sumur minyak tua.
Sesuai kontrak, disebutkan lapangan sumur minyak tua di wilayah kuasa pertambangan (WKP) Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, yaitu lapangan Ndangilo, Wonocolo dan Ngrayong, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro.
"Soal target produksi tanya ke "Field Manager" Pertamina EP Asset 4 Cepu saja ya, lebih pasnya," ucapnya menambahkan.
Data di Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menyebutkan di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, terdapat sekitar 724 titik sumur dengan produksi minyak mentah rata-rata lebih dari 1.000 barel per hari.
Sebelum ini, produksi minyak yang disetorkan oleh penambang melalui paguyuban rata-rata sekitar 400 barel per hari, sedangkan sisanya dijual berupa minyak mentah keluar atau disuling secara tradisional menjadi bahan bakar minyak (BBM) solar. (*)