Bojonegoro (Antaranews Jatim) - PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mendaftarkan seratusan penambang sumur minyak tua ke BPJS Ketenagakerjaan, sebagai usaha perlindungan dalam bekerja.
"Seratusan pekerja di penambangan sumur minyak tua kami daftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, sejak akhir 2017," kata Direktur PT BBS Bojonegoro Tony Ade Irawan, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, BBS bisa mendaftarkan seratusan penambang minyak mentah ke BPJS Ketenagakerjaan, karena ikut mengelola 30 sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan, sejak 2017.
"Ya kemudian para penambang yang menyetorkan produksi minyak mentah ke BBS kami daftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan," ucapnya menegaskan.
Dari hasil survei, kata dia, di Desa Wonocolo, Ndangilo, dan Beji, Kecamatan Kedewan, terdapat sebanyak 496 sumur minyak.
Dari jumlah itu, sumur minyak yang aktif hanya 80 sumur, di antaranya, 30 sumur dengan produksi rata-rata sekitar 100 barel per hari dikelola BBS. Produksi sumur minyak yang disetorkan ke BBS selanjutnya disetorkan kePertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah.
Ia optimistis jumlah para penambang minyak mentah di sejumlah desa di Kecamatan Kedewan, yang diikutkan mendaftar ke BPJS Ketenagakerjaan akan terus bertambah, kalau memang ada penambang baru yang menyetorkan mintah mentah ke BBS.
Ia menambahkan BBS juga akan memberikan bagi hasil kepada pihak desa, yang bisa masuk dalam pendapatan asli desa (PADes) untuk desa tempat lokasi sumur minyak tua.
"Soal PADes segera kami sosialisasikan kepada pihak desa bersama DPRD," ucapnya.
BUMD, lanjut dia, juga memberikan alat pelindung keamanan bagi seluruh penambang yang hasil produksi minyak sumur tuanya disetorkan kepada PT BBS.
Ia menambahkan BBS bekerja sama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang mengelola objek wisata Teksas Wonocolo, dan Karang Taruna di Kecamatan Kedewan, akan melakukan penanaman pohon di sekitar lapangan sumur minyak tua.
Dari keterangan yang diperoleh produksi minyak mentah di lapangan sumur minyak mentah peninggalan Belanda itu, juga ada yang dikelola KUD Sumber Pangan, selain disuling secara tradisional oleh para penambang menjadi bahan bakar minyak (BBM) solar. (*)