Bojonegoro (Antara Jatim) - PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), BUMD Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih mengakaji untuk mengamankan limbah cair air yang dihasilkan dari penambangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan.
"Pengamanan limbah cair dari penambangan sumur minyak tua masih dalam kajian. Tapi, sesuai kontrak pengamanan limbah sumur minyak menjadi tanggung jawab BBS," kata Direktur PT BBS Bojonegoro Toni Ade Irawan, di Bojonegoro, Kamis.
Selain itu, lanjut dia, BBS yang sekarang mengelola lapangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan itu, juga memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan kerusakan lingkungan di lokasi setempat.
"Kami bersama tim masih melakukan kajian untuk mengembalikan tanah yang tercemar minyak dan mengolah limbah hasil penambangan sumur minyak tua," kata dia menegaskan.
Kepala Bidang Kepala Bidang Koservasi dan Pengendalian DLH Pemkab Bojonegoro Mardiantoro mengaku belum tahu pasti muara limbah cair dari penambangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan.
"Kami belum tahu pasti muaranya. Tapi kalau melihat posisinya jelas masuk Bengawan Solo," kata dia.
Yang jelas, lanjut dia, dari hasil pemantauan kualitas air Bengawan Solo di jembatan Malo, Kecamatan Malo, yang berada di hilirnya, pada Mei lalu untuk "total suspended solid" (TSS) atau padatan tersuspensi total mencapai 743,3 miligram/liter, sedangkan baku mutu 400 miligram/liter.
Sedangkan COD 70,52 miligram/liter melampaui baku mutu 50 miligram/liter. Begitu pula BOD5 mencapai 7,64 miligram/liter, sedangkan baku mutu 6 miligram/liter.
"Kepadatan lumpur yang masuk Bengawan Solo cukup tinggi," kata dia menambahkan.
Selain itu, lanjut dia, masih dari hasil pengukuran kualitas air Bengawan Solo untuk kandungan minyak lemak pada Pebruari dan Mei juga cukup tinggi masing-masing 1.700 miligram/liter, melebihi baku mutu yang hanya 1.000 mililiter/gram.
"Pada waktu musim hujan lalu ikan Bengawan Solo mabuk. Rasa ikan yang dimasak mengandung minyak," kata Ketua Komunitas Pemancing Bengawan Solo di Bojonegoro Darwin menambahkan.
Pantauan Antara di lokasi penambangan minyak mentah di Kecamatan Kedewan, menjumpai limbah cair berupa air dari penambangan sumur minyak tua setelah mengalir dari drainase kemudian masuk mengalir menjadi satu di sebuah sungai kecil.
Di sejumlah lokasi sungai kecil di kawasan penambangan sumur minyak mentah peninggalan Belanda itu dipenuhi dengan penyekat kayu yang dibagian hulunya dipenuhi minyak mentah yang terbawa aliran air. (*)