Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengungkap adanya upaya sabotase terhadap pembangunan jembatan bailey yang saat ini dikerjakan oleh prajurit TNI bersama masyarakat di daerah-daerah terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Maruli menyatakan adanya aksi sabotase itu diketahui oleh para prajurit pada Minggu (28/12) pagi. Walaupun demikian, Maruli tidak menyebutkan lokasi jembatan yang baut-bautnya dilepas oleh orang-orang tidak dikenal.
"Ini bukan hanya dilonggarkan, dilepas! Jadi memang niatnya sudah luar biasa. Nanti akan telusuri sampai sejauh mana, namun saya pikir kita lebih baik fokus saja bagaimana pekerjaan kita ini bisa melayani masyarakat, dan bisa dijaga untuk bisa betul-betul aman untuk masyarakat itu sendiri," kata KSAD Maruli Simanjuntak menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers terkait penanganan dampak bencana Sumatera di Posko Terpadu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan yang sama, Maruli mengungkap sebenarnya ada beberapa pihak yang mengingatkan kepada dirinya untuk mewaspadai ancaman sabotase selama pembangunan jembatan bailey berlangsung. Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya merupakan salah satu orang yang mengingatkan Maruli.
Maruli pun juga telah mengingatkan prajurit-prajuritnya di lapangan untuk mewaspadai ancaman sabotase tersebut. Namun, Maruli mengaku dirinya sempat sangsi, karena dia saat itu tak dapat membayangkan ada orang-orang yang berlaku demikian di tengah situasi bencana.
"Kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini ya, terus terang saja," ujar KSAD Maruli.
"Jadi, dalam kondisi begini pun masih ada kelompok-kelompok orang yang mau, bisa dikatakan arahnya (menyerang, red.) kepada pemerintah, (tetapi) mengorbankan masyarakat, masyarakat yang sedang bencana pun mau dikorbankan. Jadi, terus terang, saya semalam tidak bisa tidur, saya memikirkan ini, karena saya pikir, orang sebiadab ini, luar biasa," sambung Maruli.
Dalam kesempatan yang sama, Maruli juga langsung menepis tuduhan aksi sabotase itu sebagai bagian dari upaya pengondisian yang dilakukan oleh aparat.
"Nanti ada lagi yang bilang, oh ini sengaja nih pengkondisian. Kalau pengkondisian membuat masyarakat mati, bukan pengkondisian namanya itu. Itu biadab namanya. Jadi, ini bukti-bukti nyata sudah ada, kasihan masyarakat korban. Jangan lagi sampai jiwanya korban lagi," kata Maruli.
Di Posko Terpadu Penanganan Bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Mensesneg Prasetyo Hadi memimpin jumpa pers terkait hal-hal yang telah dikerjakan oleh pemerintah bersama TNI dan Polri di tiga provinsi yang terdampak bencana di Sumatera. Jajaran pejabat yang memberikan laporannya kepada publik terkait penanganan bencana hari ini, yaitu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak selaku Komandan Satgas Jembatan untuk Penanganan Bencana di Sumatera, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
