Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, dalam waktu dekat ini akan menyediakan mobil pemotong unggas untuk membantu pedagang daging ayam dan jenis unggas lainnya di pasar-pasar tradisional yang ada di wilayah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Malang Hadi Santoso di Malang, Sabtu mengatakan mobil pemotong unggas yang pengadaannya dbakal diajukan dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2016 itu nantinya akan berkeliling ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Malang.
"Pengadaan mobil pemotong unggas tersebut, selain untuk membantu pedagang, juga bertujuan untuk mengatasi masalah limbah dari unggas yang selama ini tidak dikelola dengan baik. Mobil ini dilengkapi peralatan sembelih unggas dan pengelolaan limbahnya," ujarnya.
Ia mengatakan mobil pemotong yang mampu menyembelih sekitar 4 ribu ekor unggas dalam waktu 3 jam itu setiap hari akan keliling ke pasar yang ada di Kota Malang dan sudah diatur sesuai jadwal.
Kebutuhan unggas di Kota Malang cukup besar, bahkan setiap tahun terus meningkat. Contohnya, di Pasar Kebalen saja butuh sekitar 25 ribu ekor setiap harinya. Saat ini, tidak kurang dari 30.000 ekor unggas dikonsumsi masyarakat Kota Malang setiap hari, namun yang paling besar tingkat kebutuhannya adalah Pasar Kebalen, yakni sekitar 17 ribu ekor per hari..
Meski permintaan tinggi, hingga saat ini belum ada lokasi penyembelihan unggas khusus di Kota Malang. Oleh karena itu, pihaknya berencana membeli mobil potong unggas. Kajian untuk pengadaan mobil pemotong unggas tersebut sudah dilakukan, salah satunnae dengan praktisi dan orang-orang yang bersinggungan langsung dengan dunia pemasaran unggas.
Rencanannya, katanya, pengajuan pengadaan mobil pemotong unggas tersebut lewat dana PAK APBD 2016 sebesar Rp1,5 miliar. Mobil tersebut, tidak hanya bisa memotong, tetapi juga berfungsi sebagai pembersihan limbah pemotongan yang tersentral.
"Sampai sekarang belum ada penggelolaan yang baik. Harapan kami dengan adanya mobil pemotong unggas ini menjadi solusi karena mobil harus memenuhi standar aman, sehat, utuh, dan halal. Untuk jangka panjang, mobil unggas itu bisa ditiru oleh perusahaan rumah potong hewan. Kalau ini terealisasi, masalah limbah unggas di Kota Malang bisa teratasi, paling tidak bisa diminimalisasi," katanya.
Mayoritas unggas, khususnya ayam, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Malang akan daging ayam itu didatangkan dari Malang Selatan, Blitar, dan Lumajang.(*)