Malang, (Antara Jatim) - Mantan Menteri Luar Negeri RI Hasan Wirajuda meminta agar kelompok-kelompok tertentu untuk menghentikan berbagai kekerasan yang mengatasnamakan Islam, karena Islam agama yang cinta damai dan penuh toleransi.
"Kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu atau teroris di berbagai belahan dunia sudah sangat mengkhawatirkan, apalagi sampai mengatasnamakan Islam," kata Hasan Wirajuda sebelum berbicara di depan peserta "International Conference of Islamic Scholars" (ICIS) IV di kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) di Malang, Selasa.
Oleh karena itu, katanya, ICIS IV yang dihadiri oleh banyak tokoh dan cendekiawan Islam dari berbagai negara ini, diharapkan mampu mengatasi dan menghentikan langkah kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab dan mengatasnamakan Islam tersebut.
Ia berharap dalam konferensi selama tiga hari (Senin-Rabu, 23-25/11) itu juga akan menghasilkan persepsi yang sama, cara pandang yang sama, kesepakatan tentang perlunya secara serius menangani, mengurangi, mencegah upaya ekstrimisme dan kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok tak bertanggung jawab itu.
Menurut dia, dengan adanya kesepakatan dan cara pandang yang sama tersebut akan berdampak pada perdamaian dunia Islam yang saat ini dirusak berbagai konflik. "Moderasi di Indonesia untuk memajukan dunia Islam berdasarkan keyakinan kita bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan Wirajuda mengatakan konfrensi internasional yang menghadirkan tokoh-tokoh Islam dunia ini juga diharapkan mampu memperbaiki citra Islam di dunia, terutama yang berkaitan dengan persepsi dunia barat terhadap Islam yang diasosiasikan sebagai agama yang mengajarkan kekerasan dan dan terorisme.
"Melalui konfrensi ini kita akan tunjukan jika Islam adalah agama yang damai, penuh cinta kasih, antikekerasan, serta penuh toleransi," ucapnya.
Sementara itu, Mantan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi dalam sesi panel pertama hari kedua (24/11), menyampaikan tema "Memahami Prinsip Islam sebagai Rahmatan lil Alamin".
Dalam materinya itu Abdullah Ahmad Badawi mengatakan Malaysia adalah negara dengan berbagai macam latar belakang agama, etnik, dan budaya, namun tetap dapat hidup berdampingan. "Jadi dengan menguatkan konsep rahman dan rohim (kasih sayang), keberagaman tersebut bisa hidup saling berdampingan," katanya.
Dalam konferensi internasional itu Hasan Wirajuda menyampaikan materi yang berjudul "Tantangan Islam di Dunia Global". Selain Hasan Wirajuda, agenda konferensi pada hari kedua (Selasa, 24/11) juga diisi tiga pemateri, yakni Tun Dato Sri Haji Abdullah bin Haji Ahmad Badawi (Malaysia), Prof Abdus Samad Antonio Romero (Spanyol), dan Michel Privot (Belgia) yang mengusung tema "Islam is a Religion of Mercy".(*)