Madiun (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudmudora) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat, hingga saat ini sekitar 300 orang warga kota setempat masih menyandang buta aksara.
"Secara statistik angka buta aksara di Kota Madiun itu ada sekitar 300 orang. Mayoritas dari jumlah tersebut usianya di atas usia produktif," ujar Kepala Bidang Pendidikan Nonformal, Dikbudmudora Kota Madiun, Joko Purwito, kepada wartawan di Madiun, Selasa.
Menurut dia, ada juga beberapa diantaranya yang tergolong usia produktif, namun rata-rata mereka itu cacat mental dan tidak mampu diikutkan dalam pendidikan.
Untuk mengurangi angka buta aksara di wilayah Kota Madiun, Dinas Pendidikan setempat terus berupaya menyelenggarakan program kejar paket keaksaraan dasar.
Bukan hanya keaksaraan dasar, tetapi juga meningkat ke kelompok usia mandiri yang sebagian sudah mengenal huruf.
Namun, meski telah memiliki program kejar paket keaksaraan dasar, pihak dinas pendidikan masih kesulitan dalam memberikan pendampingan bagi siswanya yang berusia di atas produktif karena tidak ada kegiatan pembelajaran buta aksara bagi masyarakat yang berusia di atas usia produktif atau 45 tahun ke atas.
"Pembelajaran usia di atas usia produktif tidak ada, apalagi, pembelajaran untuk usia di atas produktif bukan tergolong ranah dinas pendidikan lagi," kata dia.
Meski demikian, pihaknya terus memantau dan mendata para penyadang buta aksara tersebut. Pihaknya berharap ada lembaga swadaya atau sosial yang mampu terjun di bidang tersebut.
Sehingga berdampingan dengan Dinas Pendidikan untuk mengentaskan buta akasara di wilayah Kota Madiun dan sekitarnya. (*)