Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep menyatakan, sebanyak 579 warga setempat terjangkit penyakit demam berdarah sejak awal Januari 2015. "Sebanyak empat dari 579 penderita itu meninggal dunia, dengan rincian pada Januari terdapat tiga penderita yang meninggal dunia dan Februari ini satu penderita," kata Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan Dinkes Sumenep, dr Dwi Regnani di Sumenep, Jawa Timur, Rabu. Ia menjelaskan, sesuai laporan yang diterimanya, jumlah penderita demam berdarah pada Januari sebanyak 520 orang, dan pada Februari ini sebanyak 59 orang. "Sejak beberapa waktu lalu, kami melakukan sejumlah langkah guna mencegah makin meluasnya penyebaran kasus demam berdarah. Sebanyak 579 kasus demam berdarah itu tersebar di 141 desa di 22 kecamatan," ujarnya, menerangkan. Sejumlah langkah yang dilakukan Dinkes Sumenep, di antaranya sosialisasi kepada warga untuk waspada terhadap kasus demam berdarah, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massal, dan pengasapan ("fogging"). "Untuk pengasapan, kami melakukan secara merata di desa yang warganya terjangkit demam berdarah. Hingga Rabu ini, kami sudah melakukan pengasapan di 300 titik atau lokasi dan akan terus dilaksanakan selama dibutuhkan," ucapnya. Dwi juga mengemukakan, wilayah yang angka penyebaran kasus demam berdarahnya tingi berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Saronggi dan Kota. "Di Saronggi terdapat 121 warga yang terjangkit penyakit demam berdarah dan Kota sebanyak 110 kasus," katanya, menambahkan. Hingga Rabu ini, lima kecamatan di Sumenep yang belum ditemukan kasus DBD adalah Masalembu, Sapeken, Nong Gunong, Gayam, dan Raas, semuanya di wilayah kecamatan kepulauan. Sejak akhir Januari 2015, kasus demam berdarah di Sumenep ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). (*)
Dinkes Sumenep: 579 Warga Terjangkit Demam Berdarah
Rabu, 18 Februari 2015 13:37 WIB