Bus Bojonegoro-Surabaya Masih Mogok Jalan
Rabu, 5 Maret 2014 14:39 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Bus jurusan Bojonegoro-Surabaya, Jawa Timur (Jatim), sampai Rabu masih mogok jalan, bahkan perwakilan awak bus berusaha menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengadukan permasalahan pemanfaatan Terminal Tambak Osowilangon (TOW) Surabaya.
Kepala Terminal Rajekwesi Dinas Perhubungan Bojonegoro Sentot Sugeng Waluyo mengatakan, awak bus antarkota dalam provinsi (AKDP) jurusan Bojonegoro-Surabaya juga ke arah Malang, masih mogok jalan, sebab bus dari arah Semarang tetap belum berhenti di Terminal Tambak Osowilangon (TOW) Surabaya.
Oleh karena itu, katanya, perwakilan awak bus yang dipimpin Ketua Paguyuban Pekerja Transportasi (PPT) Parno mendatangi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, juga ke DPRD Surabaya untuk mengadukan mogok jalan yang mereka lakukan.
"Perwakilan awak bus berangkat ke Surabaya pagi tadi. Sampai saat ini kami belum tahu hasil perwakilan awak bus ke Surabaya," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan awak bus masih menggelar mogok jalan disebabkan belum ada penertiban dari pihak berwenang di Surabaya mengenai bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dari Semarang yang sesuai trayek harus berhenti di Terminal TOW.
Sesuai informasi yang diterima, katanya, bus dari arah Semarang masih tetap masuk tol menuju Terminal Bungurasih, Sidoarjo.
"Sampai kapan awak bus mogok jalan kami kurang tahu," ujarnya, menegaskan.
Ketua PPT Bojonegoro Parno, sebelumnya, menegaskan awak bus akan menggelar mogok jalan sampai bus dari Semarang bersedia masuk Terminal TOW Surabaya.
"Sepanjang bus dari Semarang masih masuk tol menuju Terminal Bungurasih kami akan tetap mogok jalan," ujarnya, menegaskan.
Ia menambahkan bus jurusan Bojonegoro-Surabaya juga jurusan Malang yang jumlahnya 108 bus, sebagian diparkir di terminal setempat, sedangkan lainnya di kandangkan.
Sementara itu, seorang petugas di Terminal Rajekwesi Bojonegoro Wuryanto menambahkan penumpang dari terminal setempat dengan tujuan Surabaya dilayani sebanyak 20 mobil penumpang umum (MPU) yang memperoleh izin insidentil.
"Sejauh ini tidak ada penumpang dari Bojonegoro ke Surabaya yang terlantar. Hanya saja penumpang banyak yang mengeluh naiknya tarif dengan naik MPU yang menjadi Rp30.000/penumpang, sebab dengan naik bus hanya sekitar Rp20.000/penumpang," paparnya. (*)