Dehui, China, (Antara/Reuters) - Para anggota keluarga pekerja yang meninggal dalam kebakaran yang melanda pabrik pemerosesan ayam di kawasan pedalaman di bagian timurlaut China menyebabkan kemacetan lalu lintas dan bentrok dengan polisi pada Selasa. Mereka menuntut jawaban atas salah satu bencana industrial terburuk di China yang merenggut sedikitnya 120 orang dan lebih 70 lain luka-luka. Sejumlah pria dan wanita berlutut di tengah-tengah jalan raya di Dehui, Provinsi Jilin, untuk menghentikan mobil-mobil yang lewat sementara kerumunan lebih 100 orang berkumpul di sekitar mereka. Petugas keamanan membubarkan para pengunjuk rasa setelah sejam kemudian. Zhao Zhenchun, yang kehilangan istri dan saudara perempuannya dalam kebakaran itu, mengatakan kebakaran itu akibat kesalahan manusia. "Saya pikir keselamatan tidak diperhatikan dengan semestinya. Peristiwa ini jangan sampai terulang kembali. Terlalu mahal harga yang harus dibayar. Banyak dari bencana-bencana besar di China akibat lemahnya pengawasan," katanya. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu mempunyai rekor keselamatan tempat kerja yang sangat rendah. Pintu-pintu keluar jika terjadi kebakaran di pabrik-pabrik sering terkunci guna mencegah para pekerja keluar ruang saat kerja atau mencuri barang-barang, atau dirintangi seluruhnya. "Alasan pintu-pintu sering dikunci adalah untuk efisiensi. Dengan pintu-pintu terkunci, para pekerja tidak dapat keluar ruang seenaknya dan supaya konsentrasi pada pekerjaan," kata kantor berita China Xinhua. Regulasi keamanan juga mudah dipermainkan dengan memberikan upeti kepada para pejabat, dan dalam tiap kasus China relatif mempunyai sedikit pemeriksa keamanan kebakaran. "Tragisnya sebagian besar inspeksi biasanya datang setelah bencana seperti ini," kata Geoffrey Crothall, pakar perburuhan China dari China Labour Bulletin, kelompok advokasi yang berkedudukan di Hongkong. Menurut dia, sangat sedikit dilakukan inspeksi proaktif atau rutin atas pabrik-pabrik untuk meyakinkan tiap orang mematuhi ketentuan dan hal itu dikarenakan terlalu banyak pabrik dan terlalu sedikit pemeriksa. Zhang Guijuan, 48 tahun, bekerja di satu ruang dekat ruang lain yang terbakar, dan berhasil menyelematkan diri ketika dia menedengar ledakan. Zhang yang masih dirawat mengatakan dia tak pernah diberi peringatakan atau instruksi mengenai kesehatan dan keselamatan selama dua tahun bekerja di tempat pemotongan babi. "Kami tak pernah mengikuti pelatihan (keselamatan). Bilamana direktur mengadakan pertemuan dengan kami, dia hanya berbicara tentang bagaimana bekerja... Bagaimana bekerja keras, Yang lain tak ada," katanya. Pemerintah telah bergerak cepat untuk menahan mereka yang diyakini bertanggung jawab atas kebakaran itu. Media negara tak menyiarkan rincian mengenai mereka yang diperkirakan akan menjalani hukuman lama. Xinhua melaporkan para penuntut umum dari Beijing telah dikirim ke Jilin untuk menyelidiki. Ditambahkan bahwa penyebab kebakaran bisa berasal dari kebocoran gas amonia di pabrik itu milik Jilin Baoyuanfeng Poultry Co, produser peternakan dan makanan lokal yang mempekerjakan 1.200 orang. Pabrik itu memiliki kapasitas pemotongan 100.000 ekor ayam sehari dan produknya hanya dijual untuk pasara domestik. (*)
Berita Terkait

Gus Ipul serahkan santunan untuk keluarga korban longsor Mojokerto
7 April 2025 19:44

Menteri Sosial kunjungi keluarga korban longsor
6 April 2025 21:55

Polres berikan santunan keluarga korban kecelakaan Kereta Api di Pucuk
6 April 2025 19:05

Mendikdasmen upayakan temui keluarga korban serangan KKB di distrik Anggruk
24 Maret 2025 11:49

Anggota Komisi VII DPR kunjungi keluarga korban KRI Nanggala
8 Maret 2025 21:02

RS Polri ambil ulang sampel DNA dua keluarga korban kebakaran Glodok Plaza
17 Februari 2025 12:35

Keluarga makamkan potongan tubuh korban mutilasi di Blitar
28 Januari 2025 21:45

Polres Blitar dampingi keluarga korban mutilasi
27 Januari 2025 20:34