Jakarta (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat melalui panitia Anugerah Jurnalistik PWI atau AJP 2025 menyiapkan total hadiah Rp300 juta sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya jurnalistik terbaik dari seluruh Indonesia yang mengangkat kinerja dan peran anggota Polri.
Penghargaan itu diharapkan mendorong liputan yang lebih masif, berimbang, dan berperspektif kemanusiaan, khususnya terkait bencana dan kebutuhan warga terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ketua Panitia AJP Award 2025 Eddy Iriawan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, menjelaskan panitia telah menyampaikan secara lisan dan menindaklanjuti dengan surat resmi kepada pengurus PWI di tiga provinsi tersebut untuk mengajak wartawan setempat berpartisipasi dalam AJP Award 2025.
"Ajakan ini dilakukan dengan pendekatan empati, mengingat wilayah tersebut masih dalam proses pemulihan pascabencana," kata Eddy.
AJP Award 2025 melombakan enam kategori, yakni karya tulis media cetak, karya tulis media siber, karya video media televisi, karya foto jurnalistik, karya info grafis, dan karya media sosial yang merupakan ofisial perusahaan pers.
Untuk setiap kategori, panitia menyediakan hadiah dengan rincian juara pertama sebesar Rp20 juta, posisi kedua Rp15 juta, peringkat ketiga Rp10 juta, dan dua nomine masing-masing Rp2,5 juta. Dengan enam kategori karya yang diperlombakan, total hadiah yang disediakan Rp300 juta.
Menurut Eddy, anugerah jurnalistik hasil kerja sama dengan Polri tersebut tidak dimaksudkan menjadikan bencana sebagai objek lomba, melainkan membuka ruang bagi karya jurnalistik yang merekam kerja-kerja kemanusiaan di lapangan, khususnya peran aktif anggota Polri.
"AJP diharapkan mendorong publikasi yang lebih luas tentang kondisi riil warga terdampak bencana di Sumatera. Banyak kebutuhan mendesak di lapangan yang perlu terus disuarakan agar tidak luput dari perhatian publik dan pengambil kebijakan," ujar Eddy.
Ia mengatakan wartawan di daerah bencana memiliki kedekatan langsung dengan realitas masyarakatnya sehingga karya yang lahir dari sana kerap memiliki kedalaman makna dan nilai kemanusiaan yang kuat.
Namun demikian, panitia menegaskan tidak ada kewajiban bagi wartawan di daerah terdampak untuk mengikuti lomba tersebut.
"Ini murni undangan partisipatif. Kami menerima seluruh karya berita dari seluruh wilayah di Indonesia serta menghormati sepenuhnya situasi rekan-rekan wartawan di daerah," kata Eddy.
Eddy juga menekankan melalui AJP Award, PWI bersama Polri ingin membuka ruang agar wartawan dapat menulis Polri dari dua sisi, yakni menampilkan wajah pengabdian yang humanis sekaligus mengkritisi praktik yang perlu diperbaiki demi terwujudnya institusi yang lebih transparan, berintegritas, dan presisi.
"Dalam kerja kepolisian ada pengorbanan yang sering tak tampak di layar berita. Namun, di sisi lain, ada pula penyimpangan yang harus dikoreksi dengan jujur dan tegas," ujarnya.
Peserta terbuka untuk seluruh wartawan Indonesia. Pengumpulan karya AJP 2025 berlangsung hingga 10 Januari 2026 dan akan dilanjutkan dengan sidang dewan juri pada 11–28 Januari 2026.
Panitia AJP 2025 Award berasal dari unsur pengurus PWI Pusat, yakni Eddy Hasibuan selaku Dewan Pakar, Eddy Iriawan dan Aiman Witjaksono sebagai Wakil Ketua Departemen Hukum dan HAM serta Musrifah sebagai Wakil Ketua Departemen Hankam Bidang Polri.
Puncak penganugerahan akan digelar pada perayaan Hari Pers Nasional 2026 yang dipusatkan di Serang, Banten pada 9 Februari 2026.
