Produksi Tembakau Bojonegoro Belum Terbeli
Kamis, 23 Agustus 2012 8:51 WIB
Bojonegoro, 23/8 (ANTARA) - Produksi tembakau Virginia Voor Osgt (VO) dan Jawa di Bojonegoro, Jawa Timur, pada musim panen ini masih menumpuk di petani dan pedagang lokal, belum terbeli pabrikan di daerah setempat.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro Sarif Usman, Kamis mengatakan, gudang pabrikan yang biasa melakukan pembelian tembakau di wilayah setempat saat ini belum membuka gudang pembelian.
Bahkan, lanjutnya, PT Gudang Garam memastikan tidak akan melakukan pembelian tembakau baik Virginia VO dan Jawa hasil produksi panen tahun ini.
"Kapan gudang pabrikan lainnya selain PT Gudang Garam melakukan pembelian tembakau, kami masih belum tahu," ujarnya.
Padahal, menurut dia, sebagian besar petani tembakau di daerah setempat, di antaranya di Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Sumberrejo, Kepohbaru, juga kecamatan lainnya, sudah mulai panen tembakau sejak awal puasa Ramadhan.
"Pembelinya hanya pedagang lokal, tapi pedagang masih belum bisa menjual tembakaunya karena pabrikan belum membuka gudang pembelian," paparnya.
Oleh karena itu, katanya, harga tembakau di tingkat petani baik Virginia VO dan Jawa, masih rendah, meskipun kualitas tembakau yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan dengan kualitas tembakau panen tahun lalu.
Dari keterangan yang diperoleh, harga tembakau Virginia VO daun basah, petikan pertama hingga petikan ketiga atau tengahan berkisar Rp700-Rp1.200/kilogram, sedangkan rajangan berkisar Rp7.000-Rp12.000/kilogram.
"Harga tembakau itu, jelas lebih rendah dibandingkan harga tembakau musim panen tahun lalu," tandasnya.
Secara terpisah seorang petani di Desa Medalem, Kecamatan Sumberrejo, Mahfud, mengaku, memiliki 22 bal atau sekitar 3 kuintal tembakau rajangan Virginia VO, hasil panen awal puasa Ramadhan, mulai petikan pertama hingga kelima.
"Kami masih terus memproses tembakau rajangan," jelas Mahfud, yang mengaku pada musim tanam tembakau tahun ini, menanam 30 ribu pohon tembakau.
Hal senada disampaikan seorang petani di Desa Ngrandu, Kecamatan Kedungadem, Suhadak yang menyebutkan, memiliki 50 bal atau sekitar 6 kuintal tembakau rajangan yang masih belum terjual, karena menunggu pabrikan membuka gudang pembelian.
Namun, ia mengaku, memiliki rencana akan menjual tembakaunya itu ke luar Bojonegoro, di antaranya ke Madura atau ke Probolinggo, kalau memang pabrikan tidak melakukan pembelian tembakau di Bojonegoro.
"Kalau informasinya dalam waktu dekat ini, pabrikan melakukan pembelian tembakau di Bojonegoro," ucapnya, menambahkan.(*)