Malang Raya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut kuota Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 jenjang SMA/SMK negeri 261.396 pelajar atau 38,31 persen dari total lulusan SMP yang 682.252 pelajar.
Khofifah di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu, mengatakan jika mengacu pada datang yang ada, maka terdapat 420.856 pelajar lulusan SMP atau 61,69 persen tidak tertampung di SMA/SMK negeri.
"Setiap ada penerimaan murid baru, ada yang tidak terakomodir karena memang jumlah (kuota) di sekolah negeri SMA/SMK hanya 38,1 persen, maka akan ada 61,69 persen pilihannya ke swasta," katanya.
Ia menyatakan bagi pelajar yang memang memiliki keinginan masuk SMA maupun SMK negeri tertentu tidak perlu berkecil hati, sebab masih ada sekolah swasta dengan kualitas pendidikan sama.
"Ini yang saya minta masyarakat bisa memahami bahwa partisipasi masyarakat sangat signifikan dalam dunia pendidikan," ujarnya.
Sistem penerimaan murid baru merupakan sistem penerimaan calon pelajar yang mulai diberlakukan per tahun ini. Sistem itu menggantikan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Pemerintah mengganti sistem penerimaan pelajar pada tahun ajaran baru, salah satunya untuk mengatasi persoalan pada mekanisme PPDB.
Sistem baru ini juga mengedepankan aspek keadilan dan transparansi di dalam proses penerimaan murid baru.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan pihaknya membantu setiap calon pelajar SMA/SMK sederajat, khususnya kalangan warga tidak mampu, untuk tetap mendapatkan akses pendidikan yang mudah dan layak.
"Kami memberikan pilihan, sama seperti ketika mendaftar masuk sekolah negeri ada pilihan pertama, kedua, dan ketiga. Nah, sekolah swasta nanti ada pilihan satu, dua, tiga, mana yang mereka pilih nanti kami bantu akses ke situ," kata dia.
Pihaknya terus memastikan setiap anak di Jawa Timur tidak putus sekolah, hanya karena orang tuanya tak memiliki biaya masuk sekolah swasta.
Saat ini, pihaknya sedang menggodok kebijakan pemberian SPP gratis bagi pelajar berprestasi dari keluarga tidak mampu dengan kuota 10 persen per sekolah. Di Jawa Timur jumlah SMA swasta 1.083 sekolah dan SMK swasta 1.860 sekolah.
"Dari data yang dimiliki nanti, kalau berprestasi terus warga miskin dan tidak masuk ke sekolah negeri karena kuota tidak cukup, maka kami masukkan di sekolah swasta yang mereka pilih sehingga tidak sampai ada yang tidak sekolah," ujar dia.
Khofifah: Kuota SPMB SMA/SMK negeri 38,31 persen dari lulusan
Rabu, 16 April 2025 16:14 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan pengarahan kepada kepala sekolah se-Jawa Timur di Kota Batu, Rabu (16/4/2024), menyongsong pelaksanaan SPMB 2025. ANTARA/HO-Pemprov Jawa Timur