Surabaya (ANTARA) - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, mencatat, prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia cukup tinggi, yaitu 57,6 persen penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut.
Adapun masalah yang paling umum adalah gigi berlubang (karies) dan penyakit periodontal (radang gusi dan jaringan pendukung gigi).
Dengan angka prevalensi yang tinggi tersebut, diperlukan perawatan gigi yang lebih akurat, personal, dan efektif untuk menurunkan angka penyakit gigi dan mulut di Indonesia.
Apa itu pengobatan presisi?
Pengobatan presisi dapat dianalogikan setiap orang seperti kunci dengan bentuk yang unik. Diperlukan kunci yang tepat (sebagai perawatan) untuk membuka pintu (menyembuhkan masalah kesehatan) dengan sempurna.
Setiap individu memiliki karakteristik yang unik, termasuk karakteristik genetik, biologis, atau kondisi kesehatan lainnya, sehingga memerlukan kebutuhan perawatan yang unik pula.
Pengobatan presisi di bidang kedokteran gigi adalah pendekatan inovatif yang menggunakan informasi genetik, molekuler, lingkungan, dan gaya hidup individu.
Tujuan pengobatan presisi adalah memberikan hasil terbaik dengan perawatan yang paling cocok sesuai kebutuhan unik setiap individu, sehingga dapat meningkatkan hasil pengobatan dan mengurangi risiko komplikasi.
Tidak semua pengobatan cocok untuk semua orang. Jadi, dokter gigi menggunakan informasi khusus tentang tubuh pasien untuk memilih pengobatan yang paling efektif.
Pemeriksaan gen dan protein untuk pengobatan presisi
Dalam pengobatan presisi, dokter gigi mempelajari gen dan protein pasien untuk memahami apa yang terjadi di tubuh secara spesifik. Gen adalah bagian DNA yang mengkodekan instruksi untuk sintesis protein, suatu produk akhir dari gen yang memainkan peran sentral dalam fungsi biologis seseorang.
Setiap orang punya gen yang sedikit berbeda, sehingga tubuh mereka bekerja dengan cara yang unik. Perbedaan ini bisa membuat beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit tertentu atau merespons obat dengan cara yang berbeda.
Protein yang dibuat berdasarkan gen adalah molekul yang digunakan tubuh untuk melakukan semua tugasnya, seperti melawan penyakit, membangun jaringan, atau memroses makanan.
Jika ada masalah dalam gen yang mengarah pada protein yang salah, maka tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Dengan informasi ini, dokter gigi bisa memberikan obat atau perawatan yang dirancang untuk bekerja paling baik untuk setiap pasien.
Pemeriksaan protein dapat dilakukan dengan memeriksa protein yang terdapat di air liur (saliva). Pemeriksaan saliva adalah cara mudah, aman, dan cepat untuk memahami kesehatan tubuh pasien. Saliva mudah diambil, tidak perlu jarum atau alat yang menyakitkan, cukup dengan mengumpulkan air liur.
Saliva bukan hanya membantu mencerna makanan, tetapi juga mengandung banyak protein, enzim, dan bahan kimia lain yang bisa memberi petunjuk tentang kesehatan, seperti risiko penyakit gusi, kerusakan gigi, bahkan tanda-tanda awal penyakit serius seperti diabetes atau kanker.
Dengan mempelajari protein dalam saliva, dokter gigi dapat membantu mencegah penyakit, memberikan perawatan yang tepat, dan menjaga kesehatan lebih baik.
Beberapa orang mungkin lebih lambat atau lebih cepat merespons obat tertentu karena gen mereka. Dengan pengobatan presisi, dokter gigi dapat menyesuaikan dosis obat agar efeknya tepat dan aman.
Sebagai contoh, pada risiko penyakit gusi, dokter gigi dapat melihat riwayat genetik atau tanda-tanda biologis tertentu (biomarker) untuk mengetahui apakah pasien berisiko tinggi terkena penyakit gusi.
Jika ya, dokter dapat memberikan perawatan pencegahan yang lebih intensif, seperti pembersihan gigi lebih sering atau terapi khusus untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Jika pasien memiliki alergi atau sensitivitas terhadap bahan tambalan tertentu, dokter gigi dapat memilih bahan tambalan atau mahkota gigi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Keuntungan pengobatan presisi
Keuntungan pengobatan presisi adalah lebih efektif, karena perawatan didesain khusus untuk setiap pasien sehingga hasilnya lebih baik. Keuntungan lain adalah lebih aman, di mana risiko efek samping atau komplikasi berkurang karena perawatan disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien.
Selain itu, pengobatan presisi membuat pasien merasa lebih diperhatikan dan mendapatkan solusi terbaik untuk mereka sehingga pasien merasa lebih nyaman.
Tantangan pengobatan presisi
Meskipun diketahui banyak manfaat dan keuntungan, pengobatan presisi di kedokteran gigi menemui banyak tantangan yang harus diatasi. Pengobatan presisi memerlukan teknologi untuk pemeriksaan gen dan protein yang masih mahal.
Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami variasi genetik populasi tertentu, seperti di Indonesia, serta membutuhkan pelatihan tambahan untuk tenaga kesehatan gigi. Selain itu, perlindungan data genetik pasien adalah hal yang penting.
Dalam hal ini pemerintah telah memberikan dukungan untuk pengobatan presisi di Indonesia. Dalam upaya menghadirkan layanan pengobatan yang presisi bagi masyarakat, pada tahun 2022 Pemerintah Republik Indonesia telah resmi meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi).
BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat. Caranya, dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan Whole Genome Sequensing (WGS).
Pengembangan WGS ini sejalan dengan transformasi bioteknologi dalam aktivitas bio surveillance dan layanan kesehatan yang ditujukan dalam peningkatan deteksi patogen dan memperbaiki pengobatan.
Perawatan gigi yang lebih cerdas dan personal dengan pengobatan presisi
Pengobatan presisi di kedokteran gigi adalah pendekatan modern yang menyesuaikan perawatan berdasarkan kebutuhan unik setiap pasien.
Dengan memanfaatkan informasi genetik, protein, dan gaya hidup, dokter gigi dapat memberikan perawatan yang lebih tepat, efektif, dan aman.
Pendekatan ini membantu mencegah penyakit lebih awal, meningkatkan hasil perawatan, dan memastikan perawatan yang benar-benar cocok untuk pasien.
Meskipun masih terdapat tantangan yang harus dihadapi, namun inilah yang membuat pengobatan presisi menjadi masa depan dunia medis yang lebih cerdas dan personal, termasuk di kedokteran gigi. (*)
*) Penulis adalah Guru Besar Fakulltas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga