Surabaya (ANTARA) - Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa mengunjungi usaha perajin batik khas Sidoarjo, Lintang Sari Kenongo, di kawasan Sari Rogo Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Kamis.
Di tempat ini, Khofifah melihat langsung para warga menghidupkan usaha kerajinan batik yang tak hanya melibatkan ibu-ibu kampung sekitar melainkan juga menyediakan ruang bagi siswa-siswi SMK untuk magang membuat desain batik khas Sidoarjo.
“Pada dasarnya melestarikan batik adalah melestarikan budaya. Setiap batik ada filosofinya. Bagi saya yang menarik dari batik adalah cerita batiknya, cara menikmati batik adalah mengetahui filosofinya,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan setiap daerah memiliki ciri khas batiknya sendiri dan dirinya mengaku cukup mampu mengidentifikasi ciri khas batik dari masing-masing daerah seperti lbatik Madura, Sumenep, hingga Banyuwangi dan Pacitan karena memiliki cerita serta ciri khas bentuk dan warnanya masing-masing.
“Setiap kekayaan budaya kita itu antara lain bisa direfleksikan dari batik yang mereka produksi. Dan yang keren di sini adalah penguatan sinergi dimana usaha ini menggandeng anak-anak SMK untuk magang,” katanya.
Khofifah pun sempat berdialog langsung dengan para siswa SMK yang magang. Mereka menyampaikan bahwa di sini belajar mengimplementasikan ilmu yang didapat dari sekolah. Mereka mendesain batik untuk kemudian diwujudkan dalam desain batik di atas kain.
“Ini luar biasa dimana ada link and match antara sekolah dan industri. Mereka bisa belajar mengaplikasikan apa yang dipelajari di sekolah ke dunia industri dan usaha. Yang tentu ini adalah pelajaran berharga bagi mereka,” ujar Khofifah.
Batik-batik di sini dibuat dengan proses yang cukup panjang karena serba manual. Dimana proses keseluruhan mencapai satu bulan, hingga tiga bulan. Sedangkan batik yang telah jadi dijual dengan harga ratusan ribu hingga jutaan.
Ke depan Khofifah berkomitmen untuk memberikan akses perluasan pasar bagi produk batik di Jawa Timur, khususnya produk karya usaha rumahan seperti di Sarirogo ini.
“Kita akan dukung akses perluasan pasar. Seperti saat periode pertama kami membuat kebijakan agar setiap hari tertentu ASN Pemprov Jatim mengenakan tenun dan batik Jatim. Nah kalau bisa direplikasi di tingkatan kabupaten kota untuk jadi seragam tertentu termasuk di sekolah-sekolah maka akan sangat menguatkan produsen batik kita,” katanya.