Madiun (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat deflasi pada Juli 2024 sebesar 0,03 persen disebabkan oleh turunnya harga sejumlah komoditas pangan di wilayah setempat.
"Turunnya harga sejumlah komoditas bahan pokok memicu deflasi pada bulan Juli di Kota Madiun. Kondisi deflasi berlangsung tiga bulan berturut-turut sejak Mei lalu," ujar Kepala BPS Kota Madiun Abdul Azis dalam keterangannya di Madiun, Jumat.
Adapun bahan kebutuhan pokok yang mengalami penurunan harga antara lain bawang merah, tomat, cabai merah besar, kol putih atau kubis, nangka muda, kacang panjang, terong, telur ayam ras, daun bawang dan semangka.
Menurut Azis, penurunan harga berkaitan dengan masa panen yang berlangsung di wilayah Madiun Raya. Hal itu membuat stok bahan pangan di pasaran cukup melimpah.
Meski begitu, Azis mengimbau pemerintah daerah tidak lengah menghadapi deflasi. Kestabilan harga wajib tetap dijaga agar tidak terjadi lonjakan harga secara signifikan.
"Deflasi selama tiga bulan berturut-turut ini patut diwaspadai. Saya harap data ini bisa menjadi acuan pemerintah untuk melakukan pemantauan di lapangan sehingga dapat diketahui penyebab deflasi ini," katanya.
Sementara itu sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2024, di antaranya cabai rawit, beras, kentang, teh siap saji, sepeda motor, bahan bakar rumah tangga, kopi siap saji, ikan lele, alpukat dan buah pir.
Berdasarkan data, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,59 persen dan nasional 1,67 persen. Sementara itu, dari 11 kabupaten/kota penghitung IHK di Jatim, terdapat enam kabupaten/kota mengalami inflasi dan lima kabupaten/kota mengalami deflasi.
Untuk daerah lain yang mengalami inflasi meliputi Kota Surabaya sebesar 0,1 persen, Kota Probolinggo 0,06 persen, Jember 0,04 persen, dan Banyuwangi 0,07 persen.
Kemudian, untuk daerah lain yang mengalami deflasi adalah Kota Madiun sebesar 0,03 persen, Kabupaten Bojonegoro 0,07 persen, Kediri dan Malang masing-masing 0,01 persen dan Gresik 0,18 persen.