Kota Madiun (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Madiun mengalami inflasi dengan laju sebesar 0,20 persen pada bulan Oktober 2024, setelah lima bulan berturut-turut sejak Mei-September 2024 mengalami deflasi.
"Setelah mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, Kota Madiun mencatatkan inflasi pada Oktober 2024. Yakni, sebesar 0,20 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Abdul Aziz dalam keterangannya di Madiun, Jawa Timur, Rabu.
Menurutnya, penyumbang inflasi bulan Oktober lebih banyak pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang andilnya mencapai 0,20 persen.
Adapun komoditas yang menyumbang inflasi terbesar, diantaranya bawang merah, daging ayam ras, beras, telur ayam ras, tomat, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan, emas perhiasan, dan minyak goreng yang mengalami kenaikan harga selama Oktober 2024.
Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas hortikultura seperti bawang merah disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya, cuaca yang tidak menentu, juga persediaan air sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, jumlah panen berkurang dan menyebabkan kenaikan harga di pasaran.
Jika tidak ada kendala berarti, Aziz memperkirakan angka inflasi di November dan Desember 2024 juga akan stabil. Bahkan, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 1,22 persen.
"Yang diantisipasi kondisi cuaca, juga momen spesial seperti Natal dan tahun baru. Juga, Pilkada berpotensi meningkatkan permintaan di pasaran," katanya lagi.
Berdasarkan data, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dan nasional 0,08 persen. Sementara itu, dari 11 kabupaten/kota penghitung IHK di Jatim, semuanya mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,36 persen, Banyuwangi inflasi 0,26 persen, Tulungagung 0,25 persen, Bojonegoro 0,22 persen, Kota Malang, Kota Probolinggo, dan Kota Madiun masing-masing inflasi 0,20 persen.
Kemudian, Kota Kediri 0,15 persen, Jember 0,14 persen, Surabaya 0,11 persen, dan Gresik 0,07 persen.