Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 356.644 siswa-siswi se-Jawa Timur mengikuti deklarasi gerakan antiperundungan pada pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun 2024 jenjang SMA, SMK dan SLB negeri/swasta via luring maupun daring, Senin.
Deklarasi tersebut dipimpin oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono secara luring di SMKN 5 Surabaya dan dilakukan dengan menunjukkan ratusan ribu poster antiperundungan, juga penandatanganan pernyataan oleh seluruh undangan serta peserta MPLS.
Pj Gubernur Adhy menyatakan MPLS tahun ini sengaja mengusung tema "Siap Mendukung Anti Perundungan di Jawa Timur" karena relevan dengan isu global, di mana perundungan atau bullying adalah masalah serius yang dapat mengganggu proses belajar dan perkembangan psikologis peserta didik.
"Kalau berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI, kasus perundungan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Jadi mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif untuk belajar," katanya.
Baca juga: Tandai MPLS, KB-TK Al Wahyu Surabaya lepas puluhan balon
Baca juga: Dindik Kota Madiun ingatkan guru MPLS harus menyenangkan bagi siswa
Dirinya kemudian menerangkan, ada beberapa langkah kreatif yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi perundungan. Antara lain pendidikan karakter, penggunaan teknologi informasi untuk hal positif, pendekatan partisipatif, kerja sama dengan orang tua, serta pelatihan dan pengembangan guru.
"Kita harus menjadi agen perubahan yang aktif untuk mendukung gerakan anti perundungan ini. Kami tidak ingin lagi ada di antara teman-teman semua yang dalam masa orientasi maupun belajar nanti menjadi korban kekerasan atau kerusuhan. Itu fenomena kuno," katanya.
Dalam MPLS ini, Pj Gubernur Adhy turut meninjau proses pembukaan rekening pelajar program KEJAR. Yang merupakan upaya mendidik siswa-siswi agar gemar menabung.
"Bagi anak yang tidak mampu, akan kami berikan saldo awal. Ini juga untuk membiasakan anak-anak menggunakan layanan digital terdepan," kata Pj Gubernur Adhy.
Sementara itu, Kadisdik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan bahwa apa yang dilakukan selama MPLS ini merupakan bentuk intervensi pemerintah bagi permasalahan yang ada.
Diharapkan, ke depannya lingkungan pendidikan Jawa Timur akan menjadi wadah aman yang mencetak lebih banyak SDM berprestasi.
"Dengan deklarasi yang ada ini, kami berharap agar sekolah bukan hanya menjadi tempat menimba ilmu. Tapi juga lingkungan aman di mana anak-anak kita bisa membangun pertemanan, meningkatkan nilai dan karakter, serta bebas mengekspresikan diri sendiri," ujarnya.
Ratusan ribu siswa di Jatim deklarasi gerakan antiperundungan saat MPLS
Senin, 15 Juli 2024 15:48 WIB