Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri menggandeng pegiat lingkungan melakukan reboisasi di kawasan lingkar Gunung Klotok (536 meter di atas permukaan laut/ mdpl) untuk mengurangi risiko bencana sekaligus memperkaya vegetasi di kawasan tersebut.
Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah mengemukakan kawasan lingkar Gunung Klotok di Kediri berada pada kawasan risiko bencana yang cenderung tinggi. Potensi erosi dan tanah longsor bisa terjadi kapan saja, terlebih lagi curah hujan beberapa waktu terakhir di Kediri tinggi.
"Kawasan lingkar Klotok ini berada pada kelas risiko yang cenderung tinggi. Dengan kondisi tersebut, potensi erosi dan tanah longsor bisa terjadi kapan saja apalagi curah hujan di Kota Kediri cukup tinggi," katanya di Kediri, Sabtu.
Zanariah menambahkan, adanya perubahan iklim global berdampak pada perubahan suhu yang drastis, curah hujan, hingga pola angin. Untuk itu, pemerintah kota menggandeng berbagai pihak untuk turut serta melakukan reboisasi.
"Semoga ini berhasil dan tumbuh bagus. Untuk bibit ada dukungan dari perhutani, relawan, dari Pemprov Jatim, BPBD. Kami bersyukur pemkot tidak keluar uang untuk mencari bibit, semoga reboisasi berikutnya di tempat lain juga mendapatkan hal yang sama," kata dia.
Disinggung soal perawatan, Zanariah mengatakan untuk perawatan pihaknya meminta semua relawan dijadwalkan sehingga tidak hanya mengharapkan dari pemkot terus.
"Kalau sekarang musim hujan tidak apa-apa, tumbuh semua. Kalau pas kemarau harus perhatian lebih dan dijadwalkan perawatan," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengatakan dalam kegiatan ini ada 930 bibit pohon tanaman produktif yang ditanam. Bibit tanaman tersebut di antaranya kelengkeng, durian, alpukat, asem. Selain itu, ada juga beberapa tanaman herbal yang juga ditanam.
Ia menyebut, kegiatan ini dilakukan di tiga sektor yakni di sekitar tempat pemakaman umum (TPU) Gunung Klotok (Bong Cino), sektor kedua di sekitar Ponpes Dzikrul Ghofilin Kediri dan sektor ketiga di kawasan situs patirtan.
"Gunung Klotok sudah cukup lebat. Kegiatan ini bagian dari memperkaya vegetasi di lingkungan Gunung Klotok dan TPU. Ada beberapa yang belum ditumbuhi tanaman dan kami fokus ke titik yang belum ditanami," kata dia.