Madiun (ANTARA) - Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus pembimbing "Smart City" atau kota cerdas untuk Kota Madiun, Prof. Marsudi Wahyu Kisworo menyatakan progres Kota Madiun dalam mengimplementasikan program "Smart City" dinilai sangat cepat dan cukup membanggakan.
"Tahun 2018 Kota Madiun baru punya ide Smart City. Tapi dalam waktu lima tahun sudah seperti sekarang. Menurut saya ini paling cepat. Tidak ada (daerah lain) yang lebih cepat dari Kota Madiun," ujar Marsudi dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) Smart City 2023 di GCIO Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024).
Menurut dia, berdasarkan data yang dilihat dari laporan hasil evaluasi implementasi Smart City pada semester II 2023, Kota Madiun meraih nilai 3,71 dan menempati urutan ketiga tertinggi nasional setelah Surakarta dan Bandung.
Bahkan, nilai Kota Madiun lebih tinggi dari Semarang dan Surabaya yang sudah menerapkan program kota cerdas lebih awal.
Tak hanya itu, Kota Madiun juga berhasil meraih sejumlah penghargaan dalam program Smart City, di antaranya penghargaan untuk sektor "Smart Living" dan "Smart Environment".
Prof. Marsudi menilai salah satu kunci keberhasilan implementasi Smart City di Kota Madiun adalah keberadaan pemimpin yang mumpuni. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi, Kota Madiun berhasil mengubah tantangan menjadi berkah.
"Misalnya, keberadaan jalan tol. Banyak yang meramalkan Kota Madiun akan menjadi kota mati setelah tol dibangun. Tapi faktanya, jalan tol menjadi berkah oleh Pak Wali karena ke Kota Madiun menjadi lebih mudah dikunjungi," katanya.
Selain infrastruktur digital, selama lima tahun terakhir Wali Kota Maidi telah mengembangkan potensi wisata kota dengan menghadirkan beragam ikon dunia dan menggelar berbagai even menarik sehingga memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Seiring dengan hal itu, wali kota juga menghadirkan kebijakan peningkatan sumber daya manusia melalui penguatan pendidikan dan kesehatan. Upaya inipun mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Sehingga, kemajuan kota bisa tercapai lebih optimal.
Marsudi menegaskan, jika capaian tersebut dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan maka bukan hal yang mustahil Kota Madiun bisa mencapai level "Sustainable City".
Yakni, kota yang dapat menghidupi daerahnya sendiri secara berkelanjutan. Sehingga, dampak positif dari capaian saat ini dapat dinikmati lebih lama oleh masyarakat. Bahkan, menjadi lebih baik lagi. Seperti halnya Singapura.
"Di level pondasi dan infrastruktur Kota Madiun dalam Smart City saat ini sudah 90 persen selesai. Artinya, Kota Madiun telah memiliki dasar yang kuat untuk menuju'"Sustainable City'. Bicara waktu, saya yakin lima tahun yang akan datang Kota Madiun bisa mencapai 'Sustainable City'," katanya.
Prof. Marsudi juga berpesan agar pelaksanaan program Smart City yang sudah baik di Kota Madiun dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. Sehingga, bisa mencapai angka 100 persen dan menjadi "Sustainable City".
Sementara itu, Wali Kota Madiun Maidi dalam kesempatan tersebut mengungkapkan komitmennya untuk terus menyempurnakan program Smart City di Madiun Kota Pendekar. Sehingga, bisa segera mencapai level "Sustainable City".
"Jangan setengah-setengah. Kalau program itu lebih sempurna dan kita bisa, SDM semua bisa, itu akan menjadi contoh yang baik. Kemajuan itu kita tunjukkan pada dunia. Saya yakin semua punya komitmen yang sama," kata Maidi.
Kegiatan monev Smart City 2023 tersebut dihadiri oleh Wali Kota Madiun Maidi, Pembimbing Smart City Kota Madiun Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, seluruh pimpinan OPD, camat, dan lurah se-Kota Madiun.